“Melalui surat edaran tertanggal 2 September, kita minta kabupaten/ kota untuk tetap berjaga-jaga dan waspada, serta melaporkan jika adanya peningkatan ancaman terhadap masyarakat. Lakukan penambahan stok masker, untuk mengantisipasi bila kabut asap kiriman yang menyelimuti Sumbar makin pekat,” terang Ali Asmar, Kamis (3/9).
Baca Juga : Mahyeldi Naik Jadi Gubernur Sumbar, Siapa Pengganti Wali Kota Padang?
Di Kota Sawahlunto, kabut asap yang menyelimuti daerah itu diklaim semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan pantauan alat pengukur indeks pencemaran udara Badan Lingkungan Hidup (BLH), kualitas udara akibat kabut asap sudah memasuki level berbahaya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Sawahlunto Halomoan kepada Haluan menyebutkan, dari pemantauan dan pengukuran indeks pemcemaran udara yang dilakukan pihaknya pada Rabu (2/9), diketahui tingkat pencemaran kabut asap telah mencapai 194, indeks ini menunjukkan pencemaran udara telah memasuki level berbahaya.
Baca Juga : Jadwal Shalat untuk Kota Padang dan Sekitarnya Jumat 26 Februari 2021
“Normalnya ambang batas udara adalah 150, jika lebih dari angka tersebut berarti berbahaya bagi kesehatan. Kendati jarak pandang belum terlalu terganggu, namun pencemaran ini bisa akan terus berlanjut dan meningkat,” ungkapnya.
Sementara dari Pessel, pemerintah daerah setempat menghimbau seluruh warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi dampak kabut asap di daerah itu. Selain telah menyiapkan masker, BPBD Pessel juga meminta seluruh camat dan walinagari untuk melaporkan bila terjadi hal buruk akibat kabut asap.
Baca Juga : Sosok Pengusaha Batu Bara Perempuan Asal Sumbar, Mulai Bisnis dari Umur 18 Tahun
Kepala BPBD Pessel, Prunurdin Kamis (3/9) menyebutkan, informasi dari Pemprov Sumbar, hingga kini belum ada penetapan status darurat kabut asap, namun Pemkab diminta untuk memantau dampak kabut asap. “Daerah juga diminta untuk menyediakan masker yang cukup,” katanya.
Hindari Aktivitas Luar Ruangan
Baca Juga : Wujudkan GCG, Perumda AM Kota Padang Kunjungi BPKP Sumbar
Sesuai hasil monitoring BKMG GAW Kototabang sepanjang Kamis (3/9) kemarin, tingkat pencemaran udara mencapai 229 ug/M3 dan masuk kategori tidak sehat. Di Kota Padang Panjang, dampak kabut asap mulai mengganggu jarak pandang warga.
Wakil Wali Kota Padang Panjang Mawardi menyebutkan, meskipun belum ada laporan tentang adanya masyarakat di kota itu yang mengalami gangguang pernafasan, namun dia mengharapkan agar masyarakat untuk selalu menggunakan masker jika ingin keluar rumah.
“Jika memang tidak ada keperluan untuk keluar rumah, sebaiknya masyarakat lebih banyak beraktivitas di dalam rumah saja. Apalagi, kategori pencemaran udara sudah masuk tingkat tidak sehat,” sebut Mawardi, seraya meminta agar seluruh instansi terkait tetap bersiaga dan melakukan penanganan terhadap bencana kabut asap.
Warga Mulai Cemas
Dari Kabupaten Solok, sepanjang Kamis (3/9) kemaren, kabut asap yang memapar daerah itu kian pekat, karena jarak pandang hanya berkisar sekitar 80 hingga 100 meter saja. Kondisi ini praktis membuat masyarakat yang banyak melakukan aktivitas di luar rumah mulai cemas, karena ancaman gangguan kesehatan dan penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh polusi asap ini terus menghantui.
“Kami cemas, asapnya pekat sekali. Anak-anak juga ada yang mengeluhkan mata perih dan sakit tenggorokan,” kata Melti salah seorang guru SD di Kec. Gunung Talang kepada Haluan.
Berdasarkan hasil pantauan Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang pada Rabu (2/9) menyebutkan, kualitas udara di Kota Solok dan Kabupaten Solok merupakan yang terburuk di Sumbar. Terhitung sejak 1 September, indeks partikel dalam udara (PM10) di daerah Solok pada pukul 17:00 WIB telah mencapai 320 ug/m3 atau masuk kategori berbahaya. Dan secara fluktuatif indeks partikel dalam udara (PM10) di sejumlah daerah di Sumbar meningkat 50 ug/m3 tiap harinya.
Kamis (3/9), dipimpin langsung Kapolres Solok AKBP Tommy Bambang Irawan bersama Kasatlantas AKP Afrino Chaniago, jajaran kepolisian setempat mulai melakukan aksi sosial dengan membagikan masker secara cuma-cuma kepada para pengendara sepeda motor yang melintas di daerah itu.
Sejumlah anggota lantas terlihat langsung membagikan dan memasangkan masker ke warga, sambil mengingatkan pemilik kendaraan untuk selalu menyalakan lampu kendaraan di siang hari, guna menghindari terjadinya kecelakaan lalulintas. ”Saat ini jumlah masker yang kita bagikan belum banyak dan belum memadai untuk memenuhi kebutuhan warga,” kata Kapolres Tommy. (h/mg-isr/mg-rki/har/mg-pis/ndi)