“Ah kau pura-pura tanya. Ya, seperti itulah. Jangan gaduh,” kata Kalla sambil tertawa, di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (3/11).
Baca Juga : Lantik Tiga Kepala Daerah, Gubernur Kepri: Wujudkanlah Janji Sejahterakan Masyarakat
Saat ditanya terkait kondisi internal pemerintahan, JK justru menjawab singkat. “Baik. Tapi di luar kadang-kadang pura-pura baik. Ya seperti apa, wartawan lebih banyak tahu daripada kita,” katanya.
Untuk diketahui, saat Presiden Joko Widodo mengumpulkan menteri-menterinya dalam rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden, Senin (2/11), Jokowi memperingatkan menteri agar tak sembarang bicara sehingga membuat gaduh.
Baca Juga : Terlibat KLB, Demokrat Pecat Ahmad Yahya hingga Syofwatillah Mohzaib
Ia pun meminta jika terdapat perbedaan pendapat maka harus disampaikan secara internal. Sehingga tak menimbulkan kesan tak kompak dan kurang koordinasi.
“Silakan menyampaikan kalau setuju atau tidak setuju itu dalam rapat. Jangan sampai, sudah diputuskan dalam rapat, di luaran masih ada yang berbunyi tidak setuju,” kata Presiden.
Baca Juga : Gegara Isu Kudeta, 7 Kader Partai Demokrat Bakal Dipecat
Desak Reshuffle
Sementara itu terkait kinerja para menteri yang disorot Wapres JK tersebut, sebagian besar masyarakat Indonesia menginginkan Presiden kembali merombak Kabinet Kerja. Berdasarkan hasil sigi lembaga survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) yang dirilis hari ini, sebanyak 55,8 persen responden mengharapkan adanya reshuffle kabinet jilid II. Sedangkan 37,5 persen menyatakan tidak perlu dan 6,7 persen tidak menjawab.
Baca Juga : Setelah PKS, PAN juga Usulkan Kader Dampingi Hendri Septa sebagai Walikota Padang
Mereka beranggapan kementerian di bidang perekonomian (33,5 persen) dan bidang politik, hukum dan HAM (24,5 persen) yang dianggap perlu diganti. Sedangkan bidang pemberdayaan manusia dan kebudayaan hanya 9,3 persen dan bidang maritim dan sumberdaya 3,0 persen. Sisanya, 29,8 persen tidak menjawab.
Dalam keterangan persnya, juru bicara KedaiKOPI Hendri Satrio menjelaskan, pihaknya menggelar survei terhadap 400 responden yang tersebar proporsional di seluruh Indonesia. Survei yang berlangsung pada 27-29 Oktober ini dilakukan melalui wawancara telepon.
Responden adalah pengguna telpon yang dipilih secara acak (probability sampling) menggunakan metode sample acak sistematis. Komposisi responden di setiap daerah mempertimbangkan proporsi antara jumlah penduduk di setiap daerah. Tingkat kepercayaan survei ini adalah 95% dengan Margin of Error (MoE) survei ini sebesar +/- 4,9%.
Pemerintahan Jokowi-Kalla telah mengumumkan perombakan kabinet pada 12 Agustus 2015 lalu. KedaiKOPI pernah menggelar jajak pendapat sebelum reshuffle jilid pertama. Hasilnya, 56 persen masyarakat menilai perlu dilakukan reshuffle kabinet, 37 persen masyarakat menyatakan tidak perlu reshuffle, dan 7 persen menyatakan tidak tahu atau tidak jawab. (h/dn/rol)