Menurut dia, organisasi yang dipimpinnya bersama Dinas Koperasi UMKM Industri dan Perdagangan Payakumbuh, di bawah komando Dahler, SH, dan Kabid Industri Faisal, SH, ingin memperkenalkan dan memajukan tenunan dan songket Balai Panjang di pasaran nasional maupun internasional.
Baca Juga : Pelantikan Pemuda Dewan Da’wah Solsel, Jimmi: Gencarkan Dakwah di Medsos, Berantas Hoaks
Karena itu lanjutnya, meski baru pertama kali tampil di panggung JFW, tapi produksi UMKM Balai Panjang dengan memakai alat tenun bukan mesin (ABTM), tak kalah bersaing dengan kain-kain dari bahan sutera atau jenis kain lainnya buatan pabrik terkenal. “Tenunan dan songket Balai Panjang, ternyata tak kalah dengan bahan pabrikan lain,” ujarnya.
Dikatakan, tenun dan songket Balai Panjang, semakin menonjol sejak diberikan kepada ibu negara Ani Yudhoyono, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Sumatera Barat, 2012 silam. Sejak itu, tenun dan songket Balai Panjang, mulai diminati banyak kaum wanita dan lelaki eksekutif.
Baca Juga : Mentawai Jadi Daerah Terakhir yang akan Jemput Vaksin Covid-19 Tahap II
“Mudah-mudahan, pasca JFW 2015 nanti, makin banyak desainer dan pengusaha fashion yang melirik tenunan dan songket Balai Panjang ini, sehingga berdampak positif kepada kesejahteraan perajin tenun dan songket ini. Dampak lainnya, nama Payakumbuh kian terkenal diseantero nusantara dan di dunia internasional,” ulasnya. (h/zkf)