Situ berita nasiona, detik.com merilis Kantor berita Reuters pertama kali mengunggah berita berjudul ‘Indonesian speaker of the house resigns amid ethics probe-party official’ pada pukul 1.33 AM EST atau pukul 13.33 WIB, Jumat (20/11/2016).
Baca Juga : Lantik Tiga Kepala Daerah, Gubernur Kepri: Wujudkanlah Janji Sejahterakan Masyarakat
Wartawan Reuters Kanupriya Kapoor melaporkan hasil wawancaranya dengan politikus senior Golkar Fahmi Idris. “Setya Novanto telah mengundurkan diri sebagai Ketua DPR, tapi ia masih tetap anggota parlemen,” kata Fahmi Idris seperti dikutip detikcom.
Berita ini kemudian disitir sejumlah media internasional. New York Times mengunggah berita dengan judul yang sama enam menit kemudian.
Baca Juga : Terlibat KLB, Demokrat Pecat Ahmad Yahya hingga Syofwatillah Mohzaib
Berikut kutipan lengkap berita Reuters:
Indonesia’s speaker of the house, Setya Novanto, has resigned as speaker amid an ethics probe into a meeting with management of the Indonesian unit of Freeport McMoRan Inc, a senior official in Novanto’s party said on Friday. “Setya Novanto has resigned as speaker of the house but he still remains a member of parliament,” Fahmi Idris, a senior Golkar official, told Reuters by phone.
Baca Juga : Gegara Isu Kudeta, 7 Kader Partai Demokrat Bakal Dipecat
Novanto is also a member of the Golkar party. (Reporting by Kanupriya Kapoor; Writing by Fergus Jensen; Editing by Edmund Klamann) Namun tak lama kemudian Reuters menurunkan berita baru. Berita baru itu belum diunggah ke situs Reuters namun dimuat di layanan berlanggan Reuters yang hanya bisa dibuka oleh pelanggannya saja. Revisi berita itu sebagai berikut:
Indonesian house speaker has not resigned - senior party official
Baca Juga : Setelah PKS, PAN juga Usulkan Kader Dampingi Hendri Septa sebagai Walikota Padang
JAKARTA, Nov 20 (Reuters) - Indonesia’s speaker of the house, Setya Novanto, has not resigned from his position, a senior official from his party said on Friday.
Fahmi Idris, a senior Golkar party official, had earlier on Friday told Reuters that Novanto had resigned from his position as speaker. (Reporting by Kanupriya Kapoor; Editing by Richard Borsuk).
Terkait pemberitaan ini, Ketua DPR Setya Novanto belum memberikan keterangan resmi kepada media di Jakarta.
Melonjak
Dalam waktu kurang dari 24 jam, sebuah petisi online di situs Change.org yang menuntut “Pecat Ketua DPR Setya Novanto” sudah mendapat lebih dari 34.000 penandatangan.
Menurut Communication Associate Change.org Dhenok Pratiwi, petisi ini bukan salah satu yang terbesar, tapi termasuk paling cepat pertumbuhan angka penandatangannya.
Untuk mencapai puluhan ribu penandatangan, menurut Dhenok, “Biasanya butuh berhari-hari. Petisi tolak reklamasi Bali, berbulan-bulan baru bisa mencapai angka puluhan ribu,” kata Dhenok. Ditanya, sejauh apa petisi ini memberi gambaran tentang sentimen masyarakat, Dhenok mengatakan petisi bisa dikatakan berhasil jika tuntutannya dipenuhi.
KMP Solid
Menghadapi tekanan tersebut, elite Koalisi Merah Putih berkumpul di rumah Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa KMP tetap mendukung Setya Novanto terkait kasus laporan pencatutan nama presiden dan wapres ke MKD DPR.
Berdasarkan informasi yang diperoleh di lokasi, Jumat (20/11), para elite KMP datang atas undangan Prabowo dalam acara syukuran Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Mereka yang hadir adalah Ketum Golkar Aburizal Bakrie (Ical), Waketum Gerindra Fadli Zon, Waketum Golkar yang juga Ketua DPR Setya Novanto, dan Idrus Marham.
Kemudian juga ada Presiden PKS Sohibul Iman, Ketum PPP hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz, dan PAN diwakili oleh Amien Rais. Dari informasi yang diperoleh, para elite KMP sempat menggelar pertemuan untuk membahas permasalahan Novanto yang dilaporkan terkait pencatutan nama presiden dan wapres.
Dalam pertemuan tersebut Novanto mencoba memberikan penjelasan dan membantah atas semua tuduhan seperti yang dilaporkan oleh Menteri ESDM Sudirman Said kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Prabowo cs disebut menerima klarifikasi dan percaya 100 persen terhadap Novanto.
Meski demikian, Prabowo menyerahkan permasalahan ini kepada MKD dan meminta agar laporan terhadap Novanto dapat diproses dengan sebaik-baiknya. Prabowo juga disebut meminta semua pihak tidak saling sikut menyikut.
“Kadang-kadang politik begitu, kita berharap ada kesejukan. Kita butuh kerjasama, kekompakan dalam membangun bangsa. Kalau gini terus kita capek,” demikian ucapan Prabowo berdasarkan informasi yang didapat detikcom di lokasi.
“MKD yang akan menilai, katanya. agar aman harus dipelajari, katanya rekaman direkayasa kita nggak tahu, makanya biar diproses. Pihak beliau (Novanto) menjelaskan tidak mencatut nama presiden,” lanjut Prabowo. (h/dtc/bbc)