“Kota Padang Panjang merupakan sentra sapi perah. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat itu sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir,” ujarnya.
Baca Juga : Sebanyak 27.419 Orang di Sumbar Telah Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
Sapi perah yang akan diterima Padang Panjang pada 2015, merupakan sapi impor dari luar negeri sebanyak 100 ekor dan 27 ekor lagi sapi lokal dari Pulau Jawa.
Chandra mengungkapkan, sapi yang sudah sampai di Padang Panjang itu dipelihara oleh kelompok tani dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).
Baca Juga : Kasus Positif Corona di Sumbar Bertambah, Total 29.098 Kasus
“Saat ini kita telah memiliki 281 ekor sapi perah, 60 persen di antaranya sudah bisa menghasilkan susu murni sebanyak 900 sampai 1.200 liter perhari. Sapi perah itu akan dipelihara oleh delapan kelompok tani yang ada di Padang Panjang sebanyak 87 ekor dan selebihnya di Puskeswan,” terangnya.
Chandra menerangkan, kategori sapi yang bisa memproduksi susu dengan diperah tersebut berumur dua tahun ke atas dan maksimal berumur lima sampai enam tahun.
Baca Juga : Hijab Bukan Halangan bagi Perempuan untuk Belajar Diving
“Sapi yang bisa menghasilkan susu tersebut adalah sapi dalam keadaan setelah melahirkan, dan bisa berproduksi selama satu tahun ke depan,” katanya.
Peternak sapi perah di Kota Padang Panjang, Ridwan, mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah setempat selama ini terhadap peternak sapi perah.
Baca Juga : Merespon Harapan Masyarakat Cimpago Selatan, Leonardy Harmainy Upayakan Pembangunan dari APBD
“Dalam pengembangan sapi perah, Pemko Padang Panjang sudah cukup banyak memfasilitasi peternak, baik dari sarana maupun bantuan sapi itu sendiri,” ungkap Ridwan. (h/mg-pis)