“Beliau Andrie Amin Rabu saja tiba di Pagaruyung pada pukul 19.30 WIB. Ia datang untuk musyawarah rencana peletakan batu pertama pembangunan rumah gadang kaumnya, yakni kaum Datuak Rajo Batuah di Pagaruyung. Untuk acara itu nanti, sekitar 40 orang tamu kami datang dari Malaysia. 32 kamar hotel telah kami persiapkan untuk itu, rencana agenda itu akan dilaksanakan Sabtu besok,” sebut Masri Amir keluarga besar almarhum kepada Haluan mengatakan.
Baca Juga : Dinilai Melanggar Prokes, Pertandingan Koa Dibubarkan Polisi
Almarhum adalah adik kandung dari Aminuzal Amin, salah seorang pengusaha sukses di Jakarta asal Pagaruyung. Almarhum Andrie Amin meninggalkan seorang istri bernama Marta. Sebelum dimakamkan, jenazah Andrie disemayamkan di rumah duka Kampung Tangah, Pagaruyung. Selanjutnya dikebumikan di pandam perkuburan kaum di Padang Tan, Kampung Tanjung Alai Jorong Gudam Nagari Pagaruyung, Tanah Datar. Jenazah almarhum dishalatkan di Masjid Al Amin Pagaruyung. Ratusan pelayat turut menyolatkan dan mengiringi hingga pemakaman. Proses pemekaman tuntas sekitar pukul 16.30 WIB
Tokoh masyarakat Tanah Datar, yang juga keluarga almarhum, Effendi Amir tampak tak sanggup menyembunyikan rasa dukanya. Matanya berkaca-kaca dan sembab saat menyambut jenazah dan memasukkan hingga ke liang lahat. Usai prosesi pemakaman, ia mengatakan tak menyangka-nyangka almarhum Andrie akan menemui ajalnya secepat itu.
Baca Juga : Sumbar Butuh Jalan Tol Padang - Pekanbaru
“Beliau pak etek saya, kami sangat kehilangan. Karena beliau sangat perhatian terhadap kampung halaman, telah banyak ia berbuat untuk Tanah Datar dan Sumbar selama ini. Ia cukup antusias terhadap kemajuan daerah kita. Pergaulannya dengan kalangan bawah hingga kalangan atas sangat disegani, sekitar 10 tahun lalu, putra bungsu kakek saya ini menjabat sebagai manager Pelita Jaya,” sebut Effendi yang juga Ketua KONI Tanah Datar itu mengisahkan sedikit perjalanan hidup almarhum.
Almarhum memang sangat lekat dengan sepakbola. Lama menjadi pengurus Pelita Jaya, salah satu klub semi profesional papan atas tanah air yang didirikan oleh keluarga Bakrie. Almarhum tercatat pernah menjadi manajer tim dari klub yang pernah berprestasi di tingkat Asia dan banyak melahirkan pemain besar, seperti Bambang Nurdiansyah, yang kini menangani Persija Pusat. Di era 1990-an, almarhum Andrie Amin dipercaya sebagai manajer timnas, di antaranya ke SEA Games 1993, Singapura dan SEA Games 1997 di Jakarta.
Baca Juga : Mellysa Kistiand Putri Terpilih Sebagai Runner Up I Duta GenRe Tanah Datar 2021
Almarhum terakhir berada di lapangan hijau saat menyaksikan Trofeo Matador, yakni pertandingan segitiga yang melibatkan tim Jakarta Matador (Surabaya), tim Siwo Jaya dan tim gabungan wasit ISL/Divisi Utama Liga Indonesia, pada Kamis, 5 November 2015 di lapangan timnas Senayan.
Waktu itu almarhum masih tampak sehat, bergurau dengan Sekjen PSSI Azwan Karim, Ketua Kehormatan PSSI Agum Gumelar, dan Gatot Hariyo Sutedjo, salah satu sahabat dekatnya yang juga mantan pemain nasional era 1980-an. Almarhum bahkan datang ke lapangan timnas bersama GH Sutedjo dan Rully Nere, mantan pemain nasional yang lama mengabdi di Pelita Jaya.
Baca Juga : 10 Calon Pimpinan Baznas Pariaman Ikuti Seleksi Tahap Wawancara
Di Trofeo Matador yang digagas oleh Presiden Jakarta Matador Heru Pujihartono itu, almarhum bahkan diminta oleh Agum Gumelar untuk menyerahkan piagam kepada tim Siwo Jaya yang diwakili oleh kapten timnya, Iskandar. Presiden PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti mengucapkan dukacitanya yang mendalam. La Nyalla turut menyampaikan kabar wafatnya almarhum kepada para sahabat. Hidup memang hanya untuk sementara dan kita hanya tinggal menunggu waktu untuk menghadap Sang Pencipta. Kita akan kembali berjumpa dalam kehidupan yang abadi di sisi Allah SWT. (h/fma/tn/erz)