“Longsor yang terjadi pada Rabu 25 November 2015, berasal dari lakuak tebing paling bawah, sementara masih ada dua titik lagi yang mengancam di lokasi yang sama, yang terletak pada bagian tengah dan bagian atas,” ujar Yunaidi, Kamis (26/11).
Baca Juga : Leonardy Harmainy Tanggapi Aspirasi Masyarakat Nagari Campago Mengenai Pembangunan Stadion Mini
Menurut Yunaidi, kondisi tanah di sekitar cekungan penyimpan air itu sudah mengalami retak, sehingga sangat rentan menyebabkan longsor, terutama jika terjadi hujan lebat dengan durasi lama.
Yunaidi memprediksi, jika longsor itu kembali terjadi, maka material longsor dari batu dan tanah bisa menimbun badan jalan sepanjang 20 hingga 30 meter, dengan ketinggian longsor diperkirakan mencapai dua hingga tiga meter.
Baca Juga : Serap Aspirasi, Wabup Sabar AS Wacanakan Berkantor di Tiap Kecamatan
“Oleh karena adanya ancaman itu, saat ini Dinas PU Agam telah menyiagakan satu unit alat berat bersama operatornya. Jika longsor itu terjadi, diharapkan bisa ditangani lebih cepat,” ucap Yunaidi.
Yunaidi mengimbau kepada masyarakat sekitar maupun bagi pengendara kendaraan untuk tidak melintasi kawasan Malalak jika kawasan itu diguyur hujan. Imbauan ini disampaikan agar tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, jika longsor itu betul-betul terjadi.
Baca Juga : Antisipasi Balap Liar, Polres Padang Panjang Sweeping Jalan
“Kawasan Malalak ini memang sangat rawan longsor. Bahkan saat cuaca panas saja, longsor itu bisa terjadi. Oleh karena itu, imbauan berupa rambu-rambu juga telah dipasang di dua titik, satu dari arah Sicincin dan satu lagi dari arah masuk Malalak. Kalau hujan dilarang melintas, dan kalau tidak hujan sebaiknya tetap berhati-hati,” lanjut Yunaidi.
Lumpuh Enam Jam
Baca Juga : Terlibat Balap Liar, Polres Sijunjung Amankan 30 Sepeda Motor
Sebelumnya, jalan utama Malalak mengalami longsor pada Rabu (25/11) sekitar pukul 05.30 WIB dan membuat jalur alternatif Padang-Bukittinggi lumpuh sekitar enam jam. Longsor itu terjadi setelah kawasan Malalak diguyur hujan lebat.
Untuk membersihkan material longsor yang mayoritas berasal dari tanah, masyarakat setempat bekerjasama dengan pemerintah kecamatan beserta unsur TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Agam.
Hasilnya, sekitar pukul 12.00 WIB, akses jalan mulai bisa dilalui, meski diberlakukan sistem buka tutup. Satu jam kemudian, atau sekitar pukul 13.00 WIB, material longsor telah dibersihkan, lalu dilanjutkan dengan pembersihan sisa-sisa material longsor yang melekat di badan jalan, dengan menggunakan armada mobil pemadam kebakaran.
Sebelumnya, Plh. Bupati Agam Syafirman dalam kunjungannya ke lokasi mengatakan, kejadian longsor di Malalak, terjadi berdekatan pada titik yang sama saat terjadinya longsor pada periode sebelumnya.
Meski sudah ditanggulangi dengan memasang jejaring batu beton disekeliling tebing, namun karena tingginya bukit, longsor tidak bisa dielakkan. Menurutnya, upaya pencegahan ini sebelumnya juga telah ditangani oleh pihak provinsi.
Terkait kejadian ini, Syafirman, sudah meminta personil dari BPBD untuk memonitoring daerah-daerah yang berpotensi terjadinya longsor ataupun banjir, karena kurun waktu sampai akhir tahun ini diprediksi curah hujan akan tinggi.
“Kita meminta agar masyarakat Agam yang berada di daerah perbukitan untuk ekstra hati-hati terhadap bencana yang akan melanda, karena mengingat tingginya curah hujan sampai akhir tahun ini,” terang Syafirman. (h/wan)