Semenjak masa kampanye hingga usai Pilkada, Posko Kemenangan Ramlan-Irwandi di Jalan Soekarno-Hatta kawasan Manggih Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS) Bukittinggi, boleh dikatakan tidak pernah sepi. Dari pagi hingga malam, posko itu selalu diramaikan oleh berbagai lapisan masyarakat.
Meski KPU belum menetapkan kemenangan Ramlan secara resmi, tapi hingga Jumat (11/12), papan bunga ucapan selamat kepada Ramlan-Irwandi memenuhi lokasi Posko Ramlan-Irwandi. Setidaknya ini membuktikan bahwa kemenangan Ramlan-Irwandi sangat dinantikan berbagai kalangan masyarakat.
Ramlan Nurmatias mengaku, selama setahun belakangan ini, dia hanya memiliki waktu istirahat selama enam hingga tujuh jam. Selebihnya, dirinya harus melayani masyarakat, baik yang datang ke posko, maupun bersilaturrahmi ke rumah warga, atau ke kampung-kampung warga.
“Warga yang datang ke posko ini kan punya tujuan khusus. Saya selaku tuan rumah, tidak mungkin dong menolak kedatangan tamu. Apalagi posko terbuka bagi masyarakat umum, dan siapapun boleh datang ke sini,” ujar Ramlan.
Ramlan juga menyebut jika kemenangan mereka adalah kemenangan rakyat Bukittinggi. Wajar jika Ramlan berkata demikian, karena saat maju menjadi walikota, Ramlan maju sebagai calon perseorangan (independen) yang didukung banyak warga. Bahkan puluhan ribu warga dengan sukarela mau mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan harapan Bukittinggi bisa dipimpin oleh orang yang dekat dan mengerti dengan keinginan masyarakat banyak.
“Saya dipilih masyarakat untuk menjadi walikota Bukittinggi, bukan menjadi walikota relawan. Jadi, apapun kepentingan masyarakat banyak, saya harus penuhi. Saya juga akan menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak, apakah DPRD, stakeholder, pelaku pariwisata dan unsur lainnya, dengan harapan bisa bersama-sama membangun Kota Bukittinggi,” kata Ramlan.
Ramlan juga berharap masyarakat kembali menjalankan rutinitasnya seperti biasa serta selalu menjalin kerukunan, agar tidak terjadi gesekan setelah Pilkada usai. Bahkan ia juga berencana untuk merangkul empat kandidat lainnya di Bukittinggi, dengan harapan bisa bersama-sama membangun Kota Bukittinggi.
Meski Ramlan-Irwandi baru akan dilantik Februari 2016, namun Ramlan telah memetakan berbagai program yang akan menjadi prioritas nantinya. Ini bertujuan, agar setelah dilantik, Ramlan-Irwandi bisa langsung bekerja dan tidak lagi berkutat dalam pemetaan program.
Berbagai terobosan nantinya juga telah dipersiapkan oleh Ramlan-Irwandi untuk mengubah Kota Bukittinggi menuju lebih baik. Salah satunya adalah memilih Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berkompeten di bidangnya, tanpa memandang suku, agama, serta dari kampung asalnya.
Nantinya Ramlan juga mewajibkan SKPD untuk mengerti dan memahami visi dan misi Pemerintah Kota Bukittinggi. Ini bertujuan, agar program yang dijalankan setiap SKPD tidak menyimpang dari rel yang telah ditetapkan. Para SKPD pun juga akan diberi target capaian kerja, sehingga setiap pejabat tidak bisa main-main dalam menjalankan tugasnya.
Tak hanya itu, Ramlan juga membutuhkan staff yang tugasnya hanya mengumpulkan atau menampung setiap keluhan masyarakat setiap harinya. Dari keluhan itu nantinya akan di ditindaklanjuti, dan akan memberikan solusi terbaik. Boleh dikatakan terobosan ini jarang ditemui di berbagai daerah lainnya.
Ramlan juga berjanji akan membenahi berbagai fasilitas publik, baik di tempat objek wisata maupun di tempat lainnya, serta akan membuat banyak taman dan layanan wifi gratis yang bisa dinikmati warga maupun pengunjung di Bukittinggi.
“Ada dua target capaian pariwisata, yakni memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga dan pengunjung di Bukittinggi. Mereka nyaman untuk ke WC karena bersih, mereka betah di Bukittinggi karena rasa aman dan nyaman, mereka nyaman belanja di pasar, dan dari segi lainnya,” jelas Ramlan.
Dalam program pembangunan, Ramlan berencana tidak berpatok pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), tapi juga akan merangkul pihak ketiga seperti investor. Tak hanya itu, Ramlan juga berencana untuk membangun kembali Islamic Center yang saat ini masih terbengkalai, agar Bukittinggi bisa menjadi kota religius.
Sesuai janjinya dalam kampanye, dalam membangun Kota Bukittinggi, Ramlan tidak akan melayani pesanan dari seseorang atau kelompok tertentu dalam berbagai proyek pembangunan. Menurutnya, pembangunan akan lebih optimal, jika dikerjakan oleh yang berkompeten, bukan dari pesanan seseorang. ***
Oleh:
HASWANDI