Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang Yunisman kepada Haluan, Senin (14/12), mengatakan, di setiap kelurahan saat ini tercatat minimal 20 UMK. Jika ditotal dari 104 kelurahan akan menjadi 2 ribu lebih.
“Ini sudah mulai berjalan dan hasilnya sudah bisa kita rasakan. Misalnya acara nasional yang digelar di Kota Padang menjadi peluang besar bagi UMK berkembang,” ucapnya.
Ia menambahkan, di Kota Padang mendapat 2.500 izin. Namun, pihaknya ingin lebih dari itu, sebab Padang punya tenaga pendamping sendiri di kelurahan.
Jika 20 UMK saja yang difasilitasi izinnya oleh tenaga pendamping, maka sudah ada 2.080 yang dapat. Yunisman optimistis penerbitan Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) di daerahnya melebihi alokasi yang diberikan.
Apalagi Wako Mahyeldi Ansharullah mendukung penuh kegiatan ini. Program unggulan walikota untuk mencetak 2.000 wirausahawan baru tiap tahun ini, jika dibandingkan dengan daerah lain sudah mulai menampakkan hasilnya.
“Memang kita masih berusaha merubah mindset atau pola pikir masyarakat. Karena kita akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), jadi semua akan kita siapkan secara matang,” tuturnya.
Namun, ada satu pameo bagi UMK menghadapi MEA, tambah Yunisman, ‘jual produk kita dan beli produk kita juga’. Sebab, orang Minang cukup dikenal sebagai pedagang yang ulung dan cerdas.
“Kita tidak menghindari produk luar, tetapi kita membaguskan produk kita tanpa menutup diri. Contohnya saja seperti produk peci nasional yang bagus. Malah walikota sendiri ikut memasarkannya. Kalau untuk produk seperti batik kita juga tidak kalah. Ada batik tanah liek yang kualitasnya tidak tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya,” terangnya lagi.
Diakui oleh Yunisman untuk kemasan dan penampilan produk memang menjadi tugas bersama. Ditambah dengan kualitas produk yang bekerja sama dengan BPOM serta MUI.
“Jika ingin bersaing besar-besaran produk kita akan melibatkan MUI dan BPOM,” tuturnya lagi.(h/ows)