Camat Kecamatan Sutera Fachruddin mengatakan, akibat abrasi yang terjadi sejak sebulan belakangan ini, setidaknya sekitar 600 batang pohon kelapa milik masyarakat tumbang akibat kikisan erosi. Kemudian daerah pemukiman masyarakat juga semakin menyempit dikuras gelombang laut, bahkan juga mengancam jalan nasional yang semakin dekat dengan bibir pantai. Salah satu rumah yang dalam kondisi kritis adalah milik Mai (55) di Kampung Ujung Aia, Kenagarian Amping Parak nyaris masuk ke laut.
Masyarakat berharap kepada pemerintah untuk dapat melakukan pembangunan pengamanan bibir pantai, guna menekan kerugian yang lebih besar lagi. Jika musibah ini tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan memberikan dampak burukterhadap lingkungan masyarakat, bahkan mengancam keselamatan jiwa, terutama bagi mereka yang memiliki bangunan di sepanjang garis pantai.
Menurut Fachruddin, pada tahun 2014 lalu pemerintah telah mendistribusikan 1.000 karung plastik, karung tersebut diisi pasiruntuk menahan hantaman gelombang, namun kini sudah habis terbawa arus gelombang laut. Masyarakat mengharapkan kepada pemerintah, upaya mengatasi dampak abrasi tersebut perlu dibangun dam pengamanan pantai dengan batu besar sebagai kelanjutan pembangunan yang sudah dilaksanakan di Pasir Putih Kambang, Kecamatan Lengayang.
Salah seorang warga Ujung Air Nagari Amping Parak, Masri (52) kepada Haluan menuturkan, masyarakat kini selalu dihantui rasa ketakutan, terutama bila terjadi gelombang besar. Kekhawatiran masyarakat cukup beralasan karena daerah pemukiman masyarakat berada dekat dengan bibir pantai yang rawan terhadap terjanngan ombak besar yang dapat membawa korban dan kerugian.
Menurutnya, sejak beberapa tahun belakangan ini sudah banyak rumah warga yang masuk ke laut, meskipun belum ada korban jiwa, namun masyarakat merasa tidak nyaman ketika terjadi gelombang besar, apalagi peristiwa tersebut terjadi pada malam hari.
“Kami terpaksa meningkatkan kewaspadaan karena takutterkena hantaman gelombang pasang yang merambat ke daerah pemukiman yang dapat membawa korban,” ulasnya. (h/mjn)