Syafrizal meyebutkan, pihaknya menerima laporan atau masukan dari masyarakat tentang jembatan yang rusak yang baru selesai dikerjakan pada tahun ini.
“Pemerintah Daerah tentunya harus melaksanakan pembangunan untuk masyarakat. Kami tidak mau pengerjaan pembangunan apa saja untuk masyarakat Dharmasraya tidak sesuai dengan spek yang telah ditentukan,” ujar Syafrizal Ucok kepada beberapa awak media, di Dharmasraya, Selasa (15/12).
Ia menuturkan, jembatan adalah jalur tranportasi masyarakat yang menghubungkan satu daerah ke daerah lain untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Kalau transportasi itu terganggu akan menganggu perekonomian masyarakat.
Oleh karena itu, berdasarkan laporan masyarakat tersebut, pihaknya memerintahkan Inspektorat bersama Dinas PU Dharmasraya untuk memeriksa kondisi jembatan tersebut. Kalau dimungkinkan jembatan tersebut langsung diperbaiki.
“Kami tidak ingin kerusakan jembatan tersebut menghambat jalur transportasi masyarakat di sana,” sebut Syafrizal.
Secara terpisah, Kabid Bina Marga Dinas PU Dharmasraya, Roni Puska meyebutkan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan turun ke lokasi mendampingi Inspektorat.
“Nantinya kalau memang jembatan itu ada yang rusak, kami akan suruh kontraktornya untuk memperbaikinya,” kata Roni.
Arpaliadi, salah seorang anggota LSM Anti Coruption Investigative Agency (ACIA) Dharmasraya menyebutkan, kerusakan jembatan ini hanya salah satu saja dari sekian banyak kegiatan yang mungkin dikerjakan asal jadi oleh kontraktor.
Ia berpendapat, rusaknya jembatan tersebut tidak lama setelah dikerjakan, mengindikasikan bahwa konsultan pengawas tidak bekerja maksimal mengawasi pekerjaan. Pihaknya berharap kepada Dinas PU untuk menindaklanjuti hal seperti itu dengan lebih tegas kepada semua kontraktor dalam lakukan pengerjaan proyek.
Sepengetahuannya, selama ini Dinas PU sudah difalistasi dengan kendaraan untuk ke lapangan guna mengawasi kegiatan-kegiatan yang ada di dinasnya. Ia mengingatkan kendaraan tersebut tidak digunakan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk bekerja demi kepentingan masyarakat.
Dari pantauan Haluan di lapangan sebelumnya, tampak jelas bahwa jembatan yang masih baru itu terlihat cekungan di kedua bagian pangkal jembatan, yang diakibatkan tanah timbunan turun sehingga semen cor yang ada di jembatan turun sekitar 20 cm lebih.
Saat ini, jembatan itu tidak bisa dilalui oleh mobil karena pangkal jembatan ambrol. Hanya sepeda motor yang bisa melintasi jembatan tersebut. (h/mg-bdr)