Banjir tidak hanya merobohkan dua unit bangunan itu saja, tetapi puluhan rumah warga juga terendam air bercampur lumpur dengan ketinggian mencapai satu meter. Sejauh ini, tidak ada korban jiwa dalam perisiwa itu. Namun, puluhan warga harus mengungsi ke rumah famili dan tempat yang lebih aman.
Juga dikabarkan, jalan lingkar nagari yang menghubungkan Jorong Padang Sarai dengan Kampung Padang Paramandareh terputus karena diseret arus air. Listrik pun padam karena satu tonggak listrik ikut terseret deras air bah.
Kepala Jorong Kampung Padang Paramandareh Noviar menyebutkan, kampungnya sudah menjadi langganan banjir saat Batang Sumpur meluap. Ditambah lagi Batang Paraman turut meluap, sehingga Kampung Padang Paramandareh dikepung arus sungai. Sigap dengan kondisi itu, warga Kampung Padang Paramandareh telah lebih dulu mengungsi, sebelum air terlanjur tinggi.
“Hujan sudah mulai pada siang harinya, dan intensitasnya terus meningkat pada sore. Warga pun sudah was-was. Kebanyakan warga di sini telah mengungsi ke rumah sanak famili, dan tempat yang dirasa aman dari jangkauan banjir,” kata Noviar. Sementara itu, pihak BPBD, Satpol PP, polisi dan TNI berjibaku mengevakuasi warga yang tidak sempat mengungsi dan terjebak banjir.
Baca Juga : Suami-Istri di Bukittinggi Perkosa Gadis, LKAAM Sumbar: Sungguh Memalukan!
Kepala BPBD Pasaman M Sayuti Pohan menyebutkan, tidak banjir bandang yang terjadi melainkan hanya banjir besar saja. Ia mengakui, ketika pihaknya mendapatkan informasi peristiwa itu, langsung diperintahkan anggotanya turun ke lapangan untuk melakukan evakuasi.
“Kami mengevakuasi para korban banjir ke Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pasaman. Di sana telah kami sediakan semua kebutuhan korban. Mulai dari selimut, pakaian, hingga perlengkapan lainnya,” tutur Pohan.
M. Sayuti Pohan menambahkan, untuk sementara juga dilaporkan belasan hektar lahan pertanian sawah milik warga, terancam gagal panen karena terkena dampak banjir. “Listrik padam, kondisi sangat gelap. Jadi, kami belum bisa memastikan apakah ada korban jiwa, atau kerusakan rumah warga lainnya, kami belum bisa memastikan hal itu,” sebutnya.
Di sekitar lokasi banjir, juga ditemukan puing-puing kayu bekas tebangan ikut terseret arus sungai. “Memang ada kayu bekas tebangan. Namun, apakah banjir ini disebabkan karena pembalakan kami tidak mau berspekulasi. Silakan tanyakan ke Dinas Kehutanan,” tegas Pohan. (h/col)
Baca Juga : Update Zonasi Covid-19 di Sumbar, Dharmasraya Jadi Daerah dengan Penularan Terendah