Karena dalam kekalahan, sejatinya bukan selalu berarti kalah, masih bisa menang, masih bisa mencapai keadaan yang diharapkan. Tetapi hal utama bangkit dari kekalahan adalah tekad dan kemauan dalam diri, dan juga kerelaan menerima kenyataan bahwa yang diharapkan tidak selamanya bisa menjadi kenyataan.
H. Gusmal, S.E., M.M (lahir di Koto Gadang Guguak, Gunuang Talang, Solok, Sumatera Barat, 22 Juni 1954; umur 61 tahun)
Baca Juga : Prabowo dan Habib Rizieq
Belajar dari kegagalan inilah, kemudian H Gusmal SE MM mencoba bangkit dari keterpurukannya. Perjalanan waktu 5 tahun belakangan yang dilaluinya bersama keluarga menjadi bagian dari dinamika hidup yang mesti dijalani dengan sabar dan tawakkal. “Bagi saya dan keluarga, hinaan dan cacian sudah seperti air mandi pembasuh badan. Makanya saya nikmati saja dengan sabar. Karena Allah tidak akan memberi ujian di luar kemampuan ummatnya, itulah kunci kehidupan,” kata Gusmal menjawab Haluan di balik telepon genggamnya, Senin (14/12).
Sikap sabar itupun ditunjukkan pria kelahiaran Koto Gadang Guguak, Gunung Talang Solok 22 Juni 1954 ini, kala memasuki kancah Pilkada Kabupaten Solok 2015. Kesabaran mantan Bupati Solok 2005-2010, kembali diuji dengan banyaknya hujatan dan selebaran gelap yang menyudutkan dirinya dan keluarga. Namun hal itu tetap ditanggapi dengan sabar. Bahkan mantan kepala Bappeda dan Kepala DPPKA Kab. Solok ini meminta timnya untuk tidak terpancing menanggapi isu itu, karena berujung kepada keributan.
Baca Juga : Catatan Akhir Tahun (4): Selamat Tinggal Tahun Kelam
Kesabaran itupun akhirnya berbuah manis, meski KPU belum menetapkan secara resmi pasangan Gusmal-Yulfadri Nurdin sebagai pemenang Pilkada, namun dari hasil rekapitulasi melalui proses quick count dan real count melalui scan data C1 KPU, hasilnya juga telah diketahui. Pasangan Gusmal-Yulfadri unggul setelah menggaet 46,32 persen suara pemilih di daerah penghasil beras itu.
Terkait kemenangannya, Gusmal kembali mungucap syukur dan berterima kasih atas dukungan yang diberikan masyarakat. Menurutnya amanah suara dan dukungan masyarakat adalah anugerah dari Allah yang harus dijaga dan perjuangkannya kala menjadi Bupati Solok 2016-2021. “Ini semua berkat izin Allah, kalau tanpa izinnya tak mungkin kita meraih suara terbanyak,” kata Gusmal.
Baca Juga : Catatan Akhir Tahun (2): Kita Sungguh Perlu Bersatu
Pihaknya sampai menyebutkan demikian lantaran, selama masa kampanye partisipasi relawan yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat sangat luar biasa. Betapa tidak, karena dari segi pendanaan dalam setiap kegiatan, pihaknya mengaku lebih banyak didukung oleh para relawan dan simpatisan yang tergabung dalam tim Koalisi Solok Bersatu di bawah koordinasi Septrismen dan Israr Jalinus.
“Kawan-kawan relawan yang menanggung segala biaya dari kegiatan yang dilaksanakan di berbagai nagari. Ini yang patut kita apresiasi, mereka telah rela berkorban materi, waktu, bahkan perasaan,” kata Gusmal sang pamong.
Baca Juga : Catatan Akhir Tahun(1) : Ekonomi Menyedihkan
Kendati demikian, pria yang terkenal humanis dan murah senyum ini berharap kepada pendukung dan relawannya untuk tidak merasa jumawa dan larut dengan euforia kemenangan. Pihaknya mengimbau agar para relawan dan masyarakat Kab. Solok tetap menjaga kondusifitas dan tetap pada prinsip yg telah disepakati bersama dengan santun, beretika dan bermartabat. “Pilkada telah usai, mari kita kembali berangkulan, singkirkan perbedaan untuk membangun Kabupaten Solok yang lebih baik di masa mendatang” tegas Gusmal.
Terpilihnya Gusmal-Yulfadri, telah menjawab kerinduan masyarakat terhadap tokoh yang sangat familiar di mata masyarakat. Terutama rindu kepada warna kepemimpinan mantan Bupati Solok periode 2005-2010, H Gusmal Dt. Rajo Lelo. “ Kerinduan kami kepada pak Gusmal, memunculkan harapan agar beliau kembali berkantor di Arosuka, “ kata ketua Harian Tim Koalisi Solok bersatu Israr Jalinus.
Menurut Israr, kerinduan bagi warga bukan perkara sederhana, paling tidak menumbuhkan fanatisme terhadap orang yang memang sejak lama sudah diidolakan. Padahal juga tidak sesederhana harapan warga, ketika mantan ketua LKAAM Kabupaten Solok itu maju lagi sebagai calon bupati Solok.” Kita ingin melihat kelanjutan program tiga pilar pembangunan yang sempat terhenti. Bahkan nanti, dengan kolektivitas potensi, tiga pilar akan dikembangkan menjadi empat pilar pembangunan,” papar Israr.
Soal kenapa tiga pilar dikembangkan menjadi empat pilar, Gusmal memaparkan posisi prioritas pembangunan dikembangkan sesuai kondisi hari ini. Bila 5 tahun pertama (2005-2010), program pembangunan kabupaten Solok fokus pada bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan, nanti sektor ekonomi kerakyatan ditempatkan di posisi utama. “ Sebenarnya sejajar juga posisinya, cuma bidang ekonomi lebih diberi porsi, diberi penekanan dan fokus. Karena itu, bersama empat pilar, Insya Allah kita bersama lagi, “kata mantan Sekda Kabupaten Solok ini.
Sebanding dengan pembangunan ekonomi kerakyatan, Kesehatan dan Pendidikan, Gusmal sekaligus hendak mengembangkan semangat partisipatif dalam menggerakkan potensi kabupaten Solok. Setiap elemen masyarakat, ucap dia, dilibatkan dalam menyusun dan menggerakkan program 4 pilar pembangunan. “Para relawan kami nantinya akan kita jadikan relawan penggerak pembanguna Kabupaten Solok, termasuk juga relawan yang ada di tim Pak Desra dan pak Agus Syahdeman, semuanya akan kita rangkul,” bebernya.
Tentulah bukan tanpa analisa, kenapa suami Desnadevi ini menegaskan soal pembangunan harus jelas dan terarah. Gusmal memahami benar soal ini, karena itu setiap program harus ada judul untuk penegasan kegiatan pembangunan. ”Dengan demikian upaya untuk mewujudkan cita-cita menjadi Kabupaten terbaik dari yang baik seperti amanat RPJP Kab. Solok akan kita wujudkan bersama-sama,” tegas Gusmal. **
Laporan :
YUTIS WANDI