Demikian disampaikan oleh Kepala Kantor Bank Indonesia wilayah Sumbar Puji Atmoko saat Ramah tamah dan ngopi sore dengan tema ‘Sinergi untuk percepatan transformasi’, Rabu (16/12) sore di Aula Nan Tongga BI Sumbar.
“Setidaknya terdapat empat kekuatan Indonesia yang harus menjadikan kita lebih optimis dalam menatap masa depan,” ujarnya.
Dijelaskan Puji empat kekuatan tersebut diantaranya, meningkatnya kualitas daya saing, terjaganya stabilitas, meningkatnya konsumsi, dan alam demokrasi yang semakin berkualitas. “Atas dasar itu, kami memperkirakan di tahun 2016, pertumbuhan ekonomi nasional akan meningkat mencapai 5,2-5,6 persen,” lanjutnya.
Dalam pertemuan tahunan tersebut, dihadiri juga oleh Gubernur Sumbar yang diwakili oleh Asisten II, Ketua DPRD Sumbar, para Walikota dan Bupati se Sumbar, para Rektor, Kepala OJK Sumbar serta beberapa relasi dan tamu undangan lainnya.
Dilanjutkan Puji, perkembangan ekonomi Sumbar tidak terlepas dari gejolak ekonomi nasional maupun global. Sejak awal 2015, pertumbuhan ekonomi Sumbar terus melambat dari 5.49 persen triwulan I dan 5,31 persen triwulan II.
Kemudian, Sumbar mengalami perlambatan yang siginifikan ke 4,71 persen di triwulan III. Ini untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2015 berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut berasal dari pelemahan ekspor karena berlanjutnya penurunan harga komoditas ekspor utama Sumbar yaitu CPO dan karet, serta imbas penurunan tingkat daya beli masyarakat yang berdampak pada perlambatan tingkat konsumsi rumah tangga. “Indikasi perlambatan itu terlihat pada sektor-sektor utama seperti perdagangan, industri olahan, serta transportasi dan pergudangan,” pungkasnya.
Setelah dua tahun terakhir kata Puji, inflasi Sumbar mencapai dua digit, tekanan inflasi tahun 2015 menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan. Hingga bulan November 2015, inflasi y-o-y mencapai 1,85 persen dan secara y-t-d dari Januari ke November masih minus 0,71 persen atau deflasi. “Hingga akhir tahun 2015 kami prakirakan rendah di bawah 1 persen,” sebutnya.
Jalinan kerjasama yang telah ditempuh oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat dengan pemerintah daerah melalui pembentukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah memasuki babak baru yang lebih dinamis.
Seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Barat, saat ini telah memiliki tim pengendalian inflasi yang fokus dalam menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan mengkomunikasikan ekspektasi positif kepada masyarakat.
“Dalam kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh kepala daerah, Gubernur, Walikota, dan Bupati beserta seluruh jajaran yang telah berupaya kerasturut serta mengendalikan laju inflasi pada tingkat yang rendah dan stabil. Kinerja positif inflasi Sumbar tahun 2015 ini terlaksana berkat peran serta bapak dan ibu sekalian,” terangnya. (h/mg-win)