Selain itu, potensi agrowisata juga akan dikembangkan di Kampung Sungkai yang juga berada di kelurahan tersebut.
Plt Lurah Lambuang Bukik Jafri, kepada Haluan mengatakan, penataan yang dimaksudkan adalah memilah-milah titik manakah yang cocok untuk dijadikan persawahan, perkebunan, peternakan, budidaya perikanan dan kawasan wisata. Sedangkan kondisi terkini, kawasan pertanian terpadu tersebut masih acak dan belum tertata.
“Masih dalam proses penataan. Nanti akan ditetapkan titik mana yang cocok untuk area pertanian atau perikanan. Dinas pertanian terus memantaunya melalui kelompok tani yang berada di Lambuang Bukik. Semoga dalam waktu dekat tahun depan, kawasan pertanian terpadu itu sudah terealisasi dengan optimal, sehingga benar-benar bisa menjadi model bagi daerah lainnya,” ucap Jafri, Rabu (16/12).
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan (Dispernakhutbun) Kota Padang Dian Fakhri mengatakan, kawasan pertanian terpadu Lambuang Bukik memang telah diproyeksikan sebagai pusat pengembangan organik. Dikarenakan kawasan tersebut memiliki lahan yang luas.
“Nanti akan ada saling pemanfaatan dalam kawasan pertanian terpadu itu. Contoh, limbah tanaman dapat menjadi pakan ternak, sedangkan kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman tersebut. Kalau sudah berjalan dengan baik, baru dapat menjadi percontohan bagi kawasan lain. Selain itu, di sana juga dapat dikembangkan budidaya perikanan dan wisata,” jelas Dian.
Kelurahan Lambuang Bukik sendiri memiliki luas 38.800 hektare (ha) yang terdiri dari 53 ha lahan sawah irigasi teknis, 39 ha sawah irigasi setengah teknis dan 25 ha sawah tadah hujan. Selain itu juga terdiri dari 75 ha luas lahan pekarangan, 111,8 ha perkebunan karet, kakao dan cengkeh, 10.103 ha luas hutan lindung dan 1.896 ha luas hutan rakyat. Sedangkan potensi ternak yang terdapat di sana meliputi ternak sapi, kambing dan unggas.
Jafri juga menjelaskan, pemerintah juga tengah melakukan pembangunan jalan dari Sungkai menuju Batu Busuak yang diproyeksikan sebagai kawasan wisata. Saat ini, untuk menuju ke Sungkai memang tidak bisa dilalui dengan kendaraan biasa. Sehingga, potensi wisata yang terdapat di kawasan tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik.
“Nanti jika penataannya sudah selesai, kemudian jalan ke Sungkai juga sudah bagus, barulah kawasan tersebut dapat menjadi etalase pertanian Kota Padang. selain itu juga menjadi salah satu pusat agrowisata,” pungkasnya. (h/mg-isq)