Salah satunya adalah rumah makan. Padang Panjang memiliki sejumlah rumah makan dengan aneka menu yang menggugah selera. Dan diantara menu itu, terdapat menu unggulan yang membuat pengunjung ketagihan.
Rumah Makan ‘Salero Bundo’ misalnya. Tempat makan ini berada pada lokasi strategis di pusat Kota Padang Panjang. Persisnya di samping Kantor Pos, Jalan M Yamin SH atau di depan Hotel Aulia. Tentang hotel ini, juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kepemilikan Rumah Makan Salero Bundo. Karena Hotel Aulia dan RM Salero Bundo adalah grup usaha yang dimiliki pribumi setempat.
Baca Juga : Apakah Malaikat akan Meninggal Layaknya Manusia?
Rumah Makan Salero Bundo, menurut Jumra, pengelolanya, hadir di Kota Padang Panjang sejak tahun 2008. Hingga kini tetap eksis dengan rasa yang tidak pernah berubah karena tukang masaknya tidak pernah diganti-ganti.
Salah satu masakan khas rumah makan ini adalah dendeng batokok dan dendeng masiak. Disamping itu, ada menu lain yang juga tak kalah lezatnya seperti ayam bakar, sup, gajeboh Minang, gulai cincang kambing dan beragam masakan ikan. Lalu ada menu istimewa yaitu sambalado tanak, karena tidak lengkap makan rasanya bila tak dibarengi dengan sambalado tanak.
Baca Juga : Cegah Korupsi Melalui Simplikasi Jabatan Fungsional
“Selain masakan lauk pauk, Rumah Makan Salero Bundo juga menyediakan aneka minuman hangat dan dingin, termasuk jus buah,” terang Jumra yang juga adik dari pemilik rumah makan, dr. Lisnur.
Dalam sehari, tambah Jumra, rata rata pihaknya menghabiskan beras antara 70 liter hingga 100 liter. Rumah makan itu telah mulai buka sejak pukul 07.00 WIB hingga malam pukul 20.00 WIB. Konsumennya tak hanya masyarakat sekitar, tetapi juga berdatangan dari berbagai kota, terutama warga Kota Padang yang dalam perjalanan ke Bukittinggi atau Payakumbuh.
Baca Juga : Belum Bayar Listrik? Yuk Segera Lunasi Agar Liburan Semakin Nyaman
“Dendengnyo masiak, supnyo lamak. Apo lai udaro Padang Panjang dingin manambah salero makan awak,” ujar Yon Erizon, salah seorang pelanggan yang juga seorang pimpinan di Harian Haluan saat singgah di Rumah Makan Salero Bundo.
Menurut Jumra, selain menerima tamu makan di rumah makannya, Salero Bundo juga banyak menerima pesanan nasi kotak dan nasi bungkus terutama dari kegiatan-kegiatan yang digelar di sekolah, instansi pemerintah maupun kelompok lainnya. Untuk nasi bungkus, dia mematok harga Rp19.000/bungkus dan nasi kotak Rp27.000/kotak.
Baca Juga : Pendekatan Grass Root, Strategi Kominfo Penuhi Target Partisipasi Pemilih
Sementara soal pengelolaan Rumah Makan Salero Bundo, kata Jumra, dilakukan dengan sistim kebersamaan. Pasalnya, karyawan tidak digaji namun menerima hasil keuntungan usaha dengan sistim ‘mato’, artinya bagi hasil.
“Untuk menghitung keuntungan itu, dilakukan 6 bulan sekali. Sedangkan untuk menutupi biaya karyawan sehari-hari diberikan pinjaman. Saat berhitung, pinjaman itu dipotong kembali,” ujar Jumra.
Meski di Kota Padang Panjang banyak terdapat rumah makan, akan tetapi yang namanya rezeki datangnya dari Yang Maha Kuasa. Manusia sebagai khalifah di muka bumi hanya diwajibkan berusaha, rezeki Allah yang menentukan
Bak ibarat orang memancing, lanjut Jumra, duduk dibatu yang sama, pancing sama, umpan sama, tetapi belum tentu sama pula mendapatkan ikan. Justru itu, kawan-kawan sesama pengusaha rumah makan bukanlah saingan, tetapi sebagai mitra dalam sebuah bisnis.
“Makanya, sekali-kali saya tetap duduk dan makan juga di rumah makan lain untuk menjalin silaturahmi antara sesama pengusaha rumah makan. Dan kita sekaligus tahu akan kelemahan kita untuk bisa diperbaiki dalam pelayanan rasa dan harga,” sebut Jumra. (***)
Oleh:
IWAN DN