Upacara HUT Infanteri ke-67 tahun 2015 yang bertepatan dengan hari Bela Negara, mengangkat tema “Dengan Dilandasi Semangat Yudha Wastu Pramuka Kita Tingkatkan Profesionalisme, Militansi dan Soliditas Bersama Rakyat Sebagai Landasan Bela Negara Dalam Rangka Tugas Pokok TNI AD”.
“Mari kita jadikan HUT Infantri ini sebagai moment untuk menghayati dan memelihara nilai nilai perjuangan, menciptakan kehidupan yang harmonis sebagai pencerminan kesatuan dan persatuan bangsa. Dan kepada seluruh satuan untuk selalu senantiasa membangkitkan semangat dan mewujudkan jiwa patriotisme,” Kata Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Widagdo Hendro Sukoco.
Baca Juga : Tuntas Akhir Februari, 2.412 Nakes di Sumbar Sudah Divaksin
Dikatakannya, upacara hari Infanteri ke-67 diikuti oleh seluruh satuan di wilayah Kodam I Bukit Barisan, yang sebelumnya diawali dengan pelaksanaan perhelatan akbar kegiatan Gerak Jalan Peleton Beranting Yuddha Wastu Pramuka Jaya (YWPJ). Dalam kegiatan ini pasukan berjalan kaki yang terbagi dalam 10 rute, dengan satu rute sejauh 20 sampai 25 KM.
Gerak jalan Peleton Beranting YWPJ tahun 2015 digelar selama tiga hari yang dimulai tanggal 16-18 Desember dan diakhiri dengan Upacara puncak hari Infanteri pada tanggal 19 Desember 2015. Kegiatan gerak jalan menempuh rute mulai dari Wilayah Kota Padang, Kabupaten dan Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan berakhir di wilayah Kota Bukuittinggi.
Baca Juga : Forum Masyarakat Terdampak Jalan Tol di 50 Kota Melapor ke Komnas HAM dan Ombudsman
“Kegiatan ini melibatkan seluruh Pasukan dari Batalyon Infanteri yang ada di Kodam I/Bukit Barisan sebagai Peleton inti, selain itu juga dalam pelaksanaannya juga melibatkan seluruh satuan kecabangan yang ada,” jelasnya.
Menurut Widagdo, Cikal bakal diperingatinya hari Infantri adalah untuk mengenang perjuangan masyarakat bersama prajurit pada saat tahun 1948 bersamaan dengan dikuasainya Yogyakarta oleh Indonesia dari Belanda.
Baca Juga : Hari Ini, Delapan Pejabat Esensial Sumbar Ikut Vaksinasi Kedua
Sebab, perjuangan TNI pada masa itu tidak terlepas dari bantuan masyarakat, sehingga mampu mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Jadi, dengan waktu yang bersamaan ini, sangat tepat untuk membentuk dan mewujudkan kemanunggalan TNI dan Rakyat.
Kegiatan gerak jalan peleton beranting sebut Widagdo, untuk mengenang kembali 67 tahun silam saat Panglima Besar Jenderal Sudirman melakukan perlawanan kepada penjajah. Kala itu, prajurit bersama rakyat saling bahu-membahu mengusir penjajah dari bumi pertiwi. “Waktu itu, belum kenal korps atau angkatan. Disitulah, para prajurit dan rakyat bersatu-padu melawan aksi penjajahan,” ujarnya.
Baca Juga : Berkat Bayar Listrik Awal Bulan, Rika Pun Pergi Umrah
Widagdo berharap, nilai-nilai sejarah tersebut bisa dimaknai prajurit Infanteri atau satuan Infanteri sebagai bagian dari pribadi maupun ditengah masyarakat. Dengan begitu, prajurit Infanteri akan semakin memantapkan diri untuk bersama-sama membangun negara lebih solid. (h/tot)