Selain ia punya usaha melaut, nelayan ini juga punya keramba jaring apung yang dijadikannya sebagai laboratorium dan tempat belajar bagi masyarakat nelayan sekitarnya.
Sementara penghargaan yang diserahkan Menteri Perikanan RI Susi Pudjiastuti 11 Desember 2015 di Jakarta adalah sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap aktivitas penangkapan ikan dan fungsi penyuluh dan pemberdayaan masyarakat nelayan yang melekat padanya. Ada nilai lebih yang dimiliki Joniwar sebagai nelayan yang saban hari hanya menggunakan sampan motor longtail atau sampan mesin robin dengan alat tangkap gillnet.
"Sembari saya tetap bekerja untuk menghidupi keluarga sebagai nelayan, maka juga melakukan pemberdayaan nelayan terhadap nelayan lain. Salah satunya untuk meningkatkan pendapatan para nelayan tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan," katanya.
Berprofesi sebagai nelayan, penghasilan memang tidak bisa ditebak, namun tentu harus ada langkah lain untuk menambah penghasilan. Salah satunya adalah usaha budidaya ikan di Teluk Sungai Nipah. Dari sini ia belajar pemeliharaan ikan dan dari sini pula ia mentransformasikan ilmunya.
"Ilmu yang diberikan pada nelayan lain tidaklah membuat usaha jadi sempit namun sebaliknya. Alhamdulillah kehidupan keluarga kami cukup baik. Dan saya bisa memberikan pendidikan kepada empat orang anak masing-masing Yepis (23), Yela (21), Yesti (17), Yeges (12)," katanya.
Dan untuk kebutuhan papan, rumah layak huni juga telah didirikannya persis di pinggir jalan nasional Painan-Batang Kapas di Sungai Nipah. "Ya, intinya sesuatu yang dikerjakan penuh perhitungan matang insyaallah akan mendatangkan hasil yang baik," katanya.
Joniwar memiliki usaha keramba kerapu dengan penghasilan setiap kali panen Rp38 juta. Ia mengatur masa pemeliharaan dan masa panen sehingga pendapatan juga teratur.
"Pola seperti ini yang saya coba tularkan kepada 14 kelompok keramba jaring apung di Sungai Nipah. Jadi bila panen serentak maka produksi seluruhnya sekitar 7 ton kerapu," katanya.
Menurutnya, mungkin ini salah satu yang dinilai pemerintah.
"Saya memang melakukan pemberdayaan kepada nelayan di Sungai Nipah Painan Selatan dan sekitarnya. Lalu penghargaan sebagai nelayan teladan diharapkan dapat memotivasi nelayan lain untuk berbuat dan bekerja lebih baik," katanya.
Ia mengaku sangat termotivasi untuk bekerja lebih baik dengan diterimanya penghargaan Adibakti Mina Bahari tahun 2015.
"Kunci keberhasilan ini sebetulnya adalah ikhlas. Saya bekerja sebagai nelayan sembari memberikan pembinaan kepada 70 KK nelayan lainnya di Sungai Nipah," katanya.
Menurut suami Sasmawirda Hayati ini, ia kini juga menjadi pembina kelompok budidaya ikan kerapu di Teluk Sungai Nipah. Perlahan, kegiatan ini telah memberikan keuntungan bagi nelayan sekitar.
"Nelayan selain telah terampil melakukan budidaya ikan, juga telah memperoleh keuntungan dari usaha tersebut. Seluruh keramba jaring apung yang ada disini telah mampu memproduksi ikan sebesar 14 ton setiap kali panen. Artinya, sudah mampu meningkatkan kesejahteraan petani,” ucapnya mengakhiri. ***
Laporan :
HARIDMAN KAMBANG