Hotel milik Pemprov Sumbar ini, membidik kawasan Danau Kembar, Kabupaten Solok dan menyulapnya sebagai lokasi kawasan wisata terpadu pilihan masyarakat.
Langkah awal dari rencana tersebut, dimulai dengan pertemuan Direktur PT Balairung Citrajaya dengan Pj Bupati Solok Devi Kurnia di Jakarta, beberapa waktu lalu. Kemudian Rabu (23/12), manajemen Hotel Balairung meninjau langsung lokasi yang bakal dikembangkan.
Baca Juga : Kenapa Ya? Ribuan Pedagang Daging Sapi Gulung Tikar
“Kita sudah melihat langsung lokasi yang bakal dikembangkan di kawasan Danau Kembar. Potensinya sangat besar, apalagi didukung panorama alam yang mempesona dan tiada putusnya selama perjalanan dari Padang ke Solok,” kata GM Hotel Balairung Hendras Natanegara didampingi PR Manager Hotel Balairung Rina Elfita pada wartawan Rabu (23/12), di Padang.
Tetapi untuk lebih menarik minat pengunjung menginap di Danau Kembar, maka di sepanjang perjalanan itu perlu dibenahi lagi beberapa titik lokasi sebagai penunjang wisata. Salah satunya menghidupkan lagi Taman Hutan Raya (Tahura) Bung Hatta. Kawasan hutan itu bisa dijadikan area camping ground lengkap dengan aneka kulinernya.
Baca Juga : Jarang Dilirik, Saham Raja Lakban Ini Punya Kas Berlimpah, Seperti Apa Profitabilitasnya?
“Kita optimis dengan rencana pengembangan bisnis ini. Apalagi wisata Danau Kembar sudah dikenal luas masyarakat sejalan dengan iven Tour de Singkarak (TdS) yang digelar tiap tahun,” katanya.
Hotel Balairung Jakarta merupakan BUMD milik Pemprov Sumbar di ibu kota dengan konsep Muslim Friendly Hotel. Tidak hanya urang awak saja yang menginap di hotel ini. Tetapi, hotel dengan ciri khas bagonjong tersebut, juga menjadi pilihan Pemda dan warga DKI Jakarta.
Baca Juga : Harga Cabai Rawit di Pasar Raya Padang Makin Pedas, Tembus Rp72.000 Per Kg
“Hampir 60 persen pengunjung Hotel Balairung justru dari Pemda dan warga DKI Jakarta. Selain itu, Balairung juga diminati Pemda lainnya di Indonesia,” Hendras.
Hotel yang berada di Jalan Matraman Raya No19 Jakarta itu, juga menjadi pilihan bagi wisatawan mancanegara yang datang ke Jakarta. Pengunjung hotel banyak berasal dari dari Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, Malaysia dan Australia.
Baca Juga : Dukung Pelaku UMKM, Dua Perusahaan Raksasa Ini Integrasikan Layanan Iklan Digital
Sebagai hotel kebanggaan masyarakat Sumbar, Hotel Balairung Jakarta tetap komitmen menjaga identitas budaya Minangkabau dan nilai-nilai Agama Islam. Karena itu, hotel yang menyediakan 92 kamar ini, selalu menampilkan nuansa Minang dan Islami, dengan pelayanan antara lain, pelayanan sahur dan buka puasa bagi pengunjung yang berpuasa Senin-Kamis.
“Kita juga punya mesjid yang besar, mampu menampung saalat berjamaah, saalat Jumat dan kegiatan pengajian,” lanjutnya.
Hotel ini, tambah Rina, tidak menyediakan makanan dan minuman yang dilarang Islam. Demi menjaga syariat Islam, pihak hotel juga melarang pasangan yang bukan muhrim menginap satu kamar dalam hotel.
“Hotel Balairung Jakarta sangat kental nuansa Minangkabau. Mulai dari konsep desain bangunannya, nuansa live musiknya, hingga kulinernya. Mulai dari rendang, jengkol, sambal lado tanak, lamang tapai, dan onde-onde,” katanya. (h/vie)