Museum saat ini masih kekurangan SDM berkompeten.
Kepala UPTD Museum Adityawarman Noviyanti mengatakan, untuk penataan ruang pamer ini pihaknya mengusung konsep diorama yakni menampilkan suasana perkampungan Minangkabau zaman dahulu yang digambarkan dalam bentuk fisik dan lukisan, serta memamerkan sejumlah kerajinan tangan masyarakat di zaman itu.
Baca Juga : Masa Reses DPRD Padang, Irawati Meuraksa Siapkan Program Tepat Guna untuk Masyarakat
“Ruang pamer kita ini, kan, ada dua sisi. Yang sebelah kiri diorama, dan sebelah kanan ruangan diisi dengan berbagai jenis kerajinan tangan perempuan Minangkabau, serta sejumlah karya anak nagari. Seperti anyaman perempuan Minang, tembikar, hasil jahitan perempuan Minang dan banyak lagi yang lainnya,” ujarnya, Kamis (24/12).
Dijelaskannya, untuk diorama ini, terlihat jelas sekali bagaimana suasana kampung Minang. Dalam diorama ini, perkampungan berada di kawasan perbukitan. Di sekitar bukit, ada rumah penduduk, ada surau, ada palanta, kadai kawa daun, sungai, sawah dan kegiatan perkampungan lainnya.
Baca Juga : Ada Perbaikan Pipa Perumda AM Kota Padang di Lubuk Minturun, Siap-siap Tampung Air!
“Rencananya nanti kita akan buatkan dalam 3D, dan kalau sudah melihat ini, kita terasa berada di perkampungan itu sendiri. Inilah salah satu yang menjadi daya tarik pengunjung ke sini,” ulasnya.
Selain itu, untuk perbaikan fisik bangunan pihaknya juga sudah melakukan revitalisasi terhadap pagar luar taman, dan perbaikan terhadap gudang.
Baca Juga : Tanaman Hias Jenis Keladi Paling Banyak Dicari Emak-emak di Padang
“Untuk revitalisasi gudang, kita akan melakukan pembenahan agar gudang kita ini layak untuk dikunjungi. Jadi, bukan gudang yang ada dalam pikiran banyak orang, yang isinya tidak teratur dan berantakan,” ujarnya.
Terkait SDM, ia mengaku memang kewalahan untuk kuantitas dan kualitas SDM karena dari sekian banyak program perbaikan dan pembenahan jika dibandingkan dengan SDM yang ada dan berkompeten, tidak seimbang. Ia juga sudah pernah melakukan permintaan penambahan untuk SDM, namun hingga saat ini belum ketemu.
Baca Juga : GOR H Agus Salim Padang Ditutup, Masyarakat Beralih Olahraga ke Unand
Namun demikian, pihaknya tidak kehilangan akal. Dengan melakukan kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi, untuk memberdayakan mahasiswa tahun akhir agar magang di museum dan diberikan pemahaman bagaimana mereka memberikan daya tarik dan pemahaman tentang museum pada pengunjung dan masyarakat di lingkungannya.
Sementara itu, untuk peningkatan pengujung tahun 2015 ini cukup signifikan dikarenakan oleh banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lokasi museum. Baik itu kegiatan yang bersifat lokal, maupun itu kegiatan yang bersifat nasional. Seperti kegiatan rutin yang dilakukan museum adalah atraksi budaya.
“Kalau untuk kegiatan yang besar, kita juga telah menjadi tuan rumah Festival Kain Nusantara. Kegiatan ini menampilkan koleksi-koleksi kain se Indonesia dengan 34 peserta. Kemudian, Festival Soto, Sate dan Rendang juga diadakan oleh Kemenparekraf di sini,” tambahnya.
Bahkan, dalam tahun ini banyak tokoh-tokoh nasional yang mengunjungi museum ini. Seperti mantan presiden RI Susilo Bambang Yudoyono bersama istrinya pada 28 Oktober lalu mengunjungi museum ini. Tentunya, ini akan menjadi ikon museum untuk menarik pengunjung.
Menurutnya, peningkatan jumlah pengunjung juga tidak terlepas dari fasilitas yang disediakan. Pengunjung saat ini telah bisa mengakses internet dengan gratis di museum, karena museum menyediakan wifi gratis. Untuk mengetahui koleksi museum, calon pengunjung bisa terlebih dahulu untuk mengunjungi website resmi Museum Adityawarman.
Untuk koleksi di museum ini jelasnya, saat ini telah ada sebanyak 6176 koleksi. Sedangkan di tahun di 2015 ini telah bertambah pula sebanyak 15 koleksi. Koleksi itu terdiri dari etnografi, keramik, folologi, tekhnologika, geologika dan jenis koleksi lainnya. (h/mg-rin)