“Tentunya kami berharap aparat hukum dengan segera memproses pengaduan yang masuk, agar masyarakat tidak bingung dan bisa segera mendapatkan kepastian tentang calon pemimpin Sumbar untuk periode 2015-2019,” ungkapnya, Rabu (23/12).
Menurutnya, masyarakat saat ini bingung dengan kepastian informasi dan sejumlah perkara yang terjadi saat ini. Untuk itu baik pengaduan yang dimasukkan ke Mabes Polri, Polda Sumbar, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Medan, dan Mahkamah Konstitusi (MK) harus segera diproses.
Menurut Roni, meskipun untuk sementara sudah tergambar calon kepala daerah (calon gubernur) dengan suara terbanyak. Namun, proses penetapan calon terpilih dengan suara terbanyak oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih terganjal karena banyaknya gugatan yang masuk ke lembaga hukum. “Inilah yang merusak demokrasi di Sumbar, dan kami berharap penegak hukum segera menuntaskan proses tersebut,” ujarnya.
Diketahui, terdapat sejumlah perkara yang dilaporkan ke lembaga hukum diantaranya, dugaan ijazah palsu di Polda Sumbar, dan Mabes Polri, dugaan penetapan calon yang tidak sah ke PT TUN Medan, dan gugatan tentang selisih hasil Pilkada, serta pelanggaran-pelanggaran Pilkada yang terjadi menyeluruh di daerah-daerah di Sumbar.
Untuk mempercepat proses hukum itu, ia mengaku siap untuk menjadi saksi karena ia memang memiliki banyak bukti tentang pelanggaran tersebut. “Saya juga punya bukti baru, dan nanti akan saya buka pada persidangan di MK. Kalau saya sebutkan sekarang, tidak etis dikonsumsi publik karena ini untuk kebutuhan penyidikan,” ujarnya.
Dari awal ia sudah memprediksi, bahwa siapapun yang memasukkan gugatan atau laporan, pasti ia tetap diminta jadi saksi. “Seandainya paslon IP-NA yang kalah, pasti saya juga diminta jadi saksi, karena saya memiliki banyak bukti-bukti tentang pelanggaran Pilkada,” ujarnya.
Meskipun demikian, ia tetap meminta pada seluruh masyarakat agar sabar menanti. Seluruh pendukung dan paslon juga menahan diri agar tidak terjadi keributan. “Proses hukum itu pasti akan selesai, jadi pendukung paslon tidak usah memancing keributan, dan selalu menjaga situasi yang kondusif, dan jangan sampai hubungan persaudaraan jadi tergerus atau jangan sampai pula hilang rasa badunsanak kita antar sesama,” pungkasnya. (h/mg-rin)