Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2015 ini memang nyaris bertepatan dengan peringatan hari kelahiran Nabi Isa AS yang disebut sebagai Yesus. Hanya berbeda satu hari.
H.A Helyer pengamat dari Rafik Hariri Center for Middle East di Atlantic Council, DC dalam artikelnya di Al-Arabiya mengatakan, berdasarkan kalender Gregorian umat Kristen menyambut perayaan Natal pada 24 Desember. Waktu tersebut bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang menurut banyak sejarawan meyakini Rasul lahir pada 12 Rabiul Awal. Perayaan waktu bersamaan ini memang jarang terjadi. Terakhir kali, Maulid Nabi bersamaan dengan perayaan Natal pada 1852. Momen yang sama tersebut terjadi satu kali dalam 163 tahun. Seorang penulis berkebangsaan Amerika Serikat, Michael H Hart menulis 100 tokoh paling berpengaruh di dunia sepanjang massa. Buku tersebut dicetak pertama kali tahun 1978 dan berikutnya dicetak kembali tahun 1992. Buku yang kontraversial tersebut menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh pada urutan pertama berpengaruh di dunia. Nabi Muhammad adalah nabi yang kepadanya diturunkan ajaran Islam oleh Allah SWT.
Baca Juga : Prabowo dan Habib Rizieq
Sedangkan pada urutan kedua orang berpengaruh di dunia menurutnya adalah Isaac Newton Fisikawan, pencetus teori gravitasi umum, hukum gerak. Pada urutan ketiga adalah Nabi Isa AS (Yesus) yang disebut sebagai pembawa ajaran nasrani. Di peringkat keempat menurut Michael H Hart adalah Siddhartha Gautama (Buddha), pendiri agama Buddha. Di urutan kelima adalah Kong Hu Cu yang mendirikan Pendiri agama Kong Hu Cu. Pada urutan keenam Santo Paulus (penyebar ajaran Kristen), ketujuh Ts’ai Lun penemu kertas, kedelapan Johann Gutenberg tokoh yang mengembangkan mesin cetak, kesembilan Christopher Columbus (penjelajah dunia) dan yang kesepuluh Albert Einstein sang Fisikawan, penemu teori relativitas.
Selanjutnya pada kesempatan ini tidak akan dibahas atau disebut nama-nama tokoh berpengaruh di dunia tersebut hingga urutan 100. Yang akan disinggung adalah kelancaran, rasa aman dan kedamaian yang berlangsung selama peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan peringatan atau perayaan Natal. Nyaris tidak terjadi singgungan-singgungan yang dapat menyebabkan gangguan keamanan dan kenyamanan dalam menjalani ibadah umat agam Islam dan Kristen. Lebih jauh lagi, kegaduhan bisa mencoret nama Indonesia di pentas pergaulan internasional. Kedamaian yang terpancar pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal hendaklah menjadi catatan sejarah yang kian hebat dari NKRI. Islam dan Kristen serta umat agama lainnya dapat saling menghargai dan menghomati serta dapat hidup saling berdampingan antara satu dengan lainnya.
Baca Juga : Catatan Akhir Tahun (4): Selamat Tinggal Tahun Kelam
Untuk diketahui Maulid Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: mawlid an-nabî), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh Raja Irbil (wilayah Irak sekarang), bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 Hijriyah.
Sedangkan Natal (dari bahasa Portugis yang berarti ‘kelahiran’) adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember. Beberapa gereja Ortodoks merayakan Natal pada tanggal 6 Januari (lihat pula Epifani).
Baca Juga : Catatan Akhir Tahun (2): Kita Sungguh Perlu Bersatu
Perayaan Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria (Mesir). Para teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di tempat-tempat lain perayaan dilakukan pada tangal 5 atau 6 Januari; ada pula pada bulan Desember. Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat non-Kristen pada bulan Desember. Dewasa ini umum diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap (dewa) matahari. **