Sejak peristiwa terjadi Fuza telah dinyatakan kritis dan dirawat di Rumah Sakit Pertamedika Sentul, tindakan operasi sudah dilakukan dengan mengeluarkan darah di otak sebagai upaya menghentikan pendarahan yang terjadi. Bahkan saat itu juga dokter memutuskan untuk mengangkat tulang tengkorak Fuza sebagian dan disimpan diperut, akan dipasang kembali bila keadaan dan kondisi memungkinkan.
Menurut dokter yang merawat kondisi Fuza menunjukkan telah terjadi kerusakan otak parah, mengakibatkan dirinya kritis sejak operasi hingga (14/12), kemarin, dan selama itu pula Ia dirawat intensif di ICCU. Kerusakan otak tersebut mengakibatkan Fuza harus mengalami kelumpuhan sebagian badannya, dan butuhkan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit, sedangkan Fuza berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi.
“Alhamdulillah sejak dirawat kondisi anak saya sudah mulai membaik, Fuza sekarang sedang rawat jalan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, sekali seminggu dilakukan pengecekan kondisi kesehatannya. Sebelumnya Fuza sudah dioperasi diRumah Sakit Pertamedika Sentul, dirawat selama 23 hari, biaya ditanggung oleh pihak IPB, karena ketergantungan biaya itulah anak saya sekarang dipindahkan ke RSAPD. Jujur kami sangat membutuhkan bantuan dari pihak donatur, demi kesembuhan anak saya,” kata Amril, orang tua Fuza, saat dihubungi, Jumat,(25/12).
Selama proses rawat jalan anaknya, untuk sementara Amril bertempat tinggal di Mess Dinas Perhubungan, seraya menungu keajaiban dari Allah untuk kesembuhan Fuza. Setelah kondisi Fuza benar- benar membaik, barulah keluarga Amril akan kembali Kota Pekanbaru. Fuza adalah anak pertama dari empat bersaudara yang keseluruhanya perempuan. Istrinya sudah meninggal dunia sejak Fuza masih duduk di SMA, Amril saat ini juga harus menghidupi tiga orang adik Fuza yang masih kecil-kecil. Sementara untuk memenuhi kebutuhan hidup, dirinya hanya seorang pedagang jilbab di Pasar Ramayana, Pekanbaru, dengan penghasilan yang pas- pasan. Mirisnya kios yang biasa ditempati untuk Amril berdagang, sama diketahui sudah terbakar akibat peristiwa yang terjadi belum lama ini.
Fuza adalah mahasiswa alih jenjang pada Jurusan Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Angkatan 51, sebagai mahasiswa semester 3. Mengalami kecelakaan dan nyaris merenggut nyawa saat menyiapkan event mahasiswa di gedung Graha Widya Wisuda (GWW) IPB. Sejauh ini untuk biaya pengobatan ditanggung dari pihak IPB dan selebihnya dari Ikatan Alumni IPB, Himpunan Alumni IPB, Keluarga BEM FEMA IPB, dan Keluarga Besar GM FEMA, yang dikumpulkan dengan cara penggalangan dana.
“ Mengingat masih panjangnya waktu dan biaya yang ditanggung dalam masa pemulihan, dengan segala kerendahan hati, kami memohon keikhlasan Bapak dan Ibu untuk menyisihkan sebagai rezeki bagi penutupan sisa biaya rumah sakit dan biaya-biaya lainnya. Berapapun besarnya donasi yang diberikan akan sangat besar bagi kelangsungan perawatan dan pengobatan anak saya,” harap Amril.
Kondisi Fuza kata Amril saat ini sudah siuman dan juga sudah sedikit mengetahui kondisi sekitar, hanya saja nanti masih akan dilakukan pemasangan batok kepala yang kemarin dikeluarkan disimpan didalam perut. Selang tiga- empat bulan sesuai dengan kondisi kesehatan Fuza akan dilakukan pemasangan.
Untuk konfirmasi dan informasi dapat menghubungi Amril dinomor 08129477008, kiranya Allah melapangkan jalan bagi usaha ini dan semoga Allah membalas setiap kebaikan Bapak/Ibu sekalian dengan sebaik-baiknya balasan. (hr)