Masyarakat dilarang untuk melakukan pendakian hingga puncak. Petugas keamanan setempat hanya memperbolehkan hingga jarak 3 km dari puncak atau sekitar Pasanggerahan. Namun, peringatan ini ternyata tak membuat sebagian pecandu surut untuk mendaki.
Pada masa-masa libur panjang ini, masih banyak masyarakat melakukan pendakian. Diperkirakan, ini akibat banyaknya pintu menuju puncak Gunung Merapi tersebut, sehingga sulit terawasi. Perlu pengawasan lebih ketat agar peristiwa-peristiwa yang bisa merenggut nyawa bisa diminimalisir.
Kapolsek X Koto AKP Yuhendri menjawab Haluan kemarin mengatakan, pihaknya sudah mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pendakian hingga ke puncak kawah Gunung lantaran sesuai data Badan Meteorologi, status gunung Merapi sejak 3 Desember 2015 dalam status siaga.
“Sewaktu waktu bisa saja menyemburkan abu bercampur batu. Dan sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa,”kata perwira menengah Polres Padang Panjang itu.
Untuk pengamanan dan pengawasan, kata Yuhendri, Polres Padangpanjang menurunkan 24 personil bersama aparat dari Dinas BPBD dan Satpol PP Tanahdatar dan Bekerja sama dengan pemuda Koto Baru.
Kepolisian dari Polsek Polsek Koto Baru menurunkan 3 shift petugas untuk mengawasi pendakian Gunung termasuk di Pasanggerahan Koto Baru bersama sama dengan aparat Dinas BPBD dan Satpol PP Tanah Datar beserta kalangan pemuda Koto Baru.
Pihaknya, kata Yuhendri, juga telah memasang spanduk larangan di beberapa tempat agar masyarakat tidak mengalami musibah akibat status Gunung Merapi berada pada status siaga. Bahkan beberapa bulan yang lalu sejumlah pendaki gunung sempat terjebak oleh abu yang menyembur dari kawah Gunung Merapi bersamaan dengan gempa tektonik yang terjadi.
“Aktifitas masyarakat hanya diperbolehkan 3 km dari puncak Gunung “, kata Yuhendri menjawab Haluan, Jumat kemarin.
Selain itu, ada juga masyarakat yang melakukan pendakian ke puncak Gunung Singgalang. Meski Singgalang bukan gunung aktif, akan tetapi tetap saja berbahaya karena jalan nya sulit dan menyebabkan pendaki sering tersesat. Apalagi Gunung Singgalang juga telah banyak menelan korban, ujar Yuhendri lagi.
Sementara itu, arus lalu lintas dari Padang Panjang yang melintas di wilayah hukum Polsek X Koto menuju Bukittinggi sejak beberapa hari belakangan padat akibat tingginya arus kendaraan dimasa libur sekolah ini, ungkap Yuhendri menjelaskan.
Salah seorang aktifis pecinta alam di Padang, Welly menyebutkan, tempat itu, Gunung Marapi memang merupakan tempat primadona yang jadi sasaran warga umum dan pecinta alam menghabiskan malam pergantian tahun, setiap tahun. Biasanya, jika memang para pecinta alam yang mendaki, mereka akan memperhatikan kondisi dengan pengetahuan yang mereka miliki untuk menjajal lereng hingga ke puncak.
“Ndak Mungkin mereka (pecinta alam) akan mengabaikan himbauan seperti itu, apalagi ini untuk keselamatan,”katanya.(*)
Oleh:
IWAN DN