Ia mengaku tak mendapatkan tekanan dari pihak manapun terkait pengunduran dirinya.
“Tanggung jawab saya sebagai Dirjen perhubungan darat yang gagal,” tutur Djoko di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Sabtu (26/12/2015) malam. “Tidak ada. Tidak ada tekanan,” sambungnya.
Baca Juga : Dari Empat Lokasi Berbeda, Densus 88 Tangkap 5 Terduga Teroris di Aceh
Ia mengatakan, kemacetan parah yang terjadi belakangan merupakan tanggung jawabnya sebagai Dirjen Perhubungan Darat.
Djoko menambahkan, secara pribadi tentu dirinya juga tak menginginkan hal itu terjadi.
Baca Juga : TNI AL Sebut Kemungkinan CVR Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Tertancap di Lumpur
Namun, Djoko tak menjelaskan lebih lanjut apakah pengunduran dirinya juga berkaitan dengan permasalahan lainnya.
Saat ditanya perihal kapan hari terakhir dirinya bekerja, dengan singkat ia hanya menjawab, seharusnya hari ini adalah hari terakhirnya bertugas sebagai Dirjen Perhubungan Darat.
Baca Juga : Ternyata Ini Rahasia Suku Badui Nol Kasus Covid-19
“Saya harap mulai hari ini tadi,” jelas Djoko.
Djoko bersama Korlantas Irjen Pol Condro Kirono mengadakan konferensi pers di Kantor Kemenhub terkait langkah-langkah yang telah dilakukan untuk menangani dan mengantisipasi peningkatan arus lalu lintas pada masa liburan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016.
Baca Juga : Duh, Kepala BNPB Doni Monardo Umumkan Dirinya Positif COVID-19
Harus Ditiru
Langkah Djoko Sasono yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, mendapat pujian.
Keberanian Djoko mengakui kesalahan dan mengundurkan diri dinilai perlu dicontoh pejabat lain yang gagal menjalankan tugasnya.
“Sebagai rasa tanggung jawabnya yang gagal dilaksanakan, sikap ini patut dicontoh oleh semua pihak,” kata anggota Komisi V DPR RI, Nizar Zahro, di Jakarta, Minggu (27/12/2015).
Nizar mengungkapkan, keputusan Djoko mengundurkan diri cukup mengejutkan. Pasalnya, masih sulit menemukan pejabat di Indonesia yang bersedia mengakui kegagalan dan bertanggung jawab dengan cara mengundurkan diri.
Ia berharap makin banyak pejabat yang berani mengakui kesalahan. Anggota Fraksi Partai Gerindra itu yakin pejabat yang mengakui kegagalannya akan mendapat simpatik publik.
“Para pejabat perlu mencontoh, lebih baik proaktif mundur ketika gagal melaksanakan tanggung jawabnya,” ungkap Nizar. (h/kcm)