Kabar tersebut tentu saja sangat menggembirakan bagi anak petani getah dari Desa Pasar Rantau Embacang, Kabupaten Bungo, Propinsi Jambi itu. Betapa tidak, dia akan berada di negara adidaya itu selama 40 hari.
Undangan itu diterima Ade melalui Yayasan Obama, salah satu Program Religius Pluralisme In America atau Young Southeast Asia Leaders Initiative (YSEALI) yang telah berdiri sejak tahun 2013.
“Insya Allah, Senin,l 4 Januari 2016 saya bersama Khairani Auridha (mahasiswi jurusan Tafsir Hadis) dan empat orang teman lainnya dari UMSU Medan dan Universitas Sriwijaya, segera bertolak ke Amerika Serikat, tepatnya di Temple University Philadelphia Pennsylvania,’’ sebutnya didampingi dosen pembimbingnya Drs. Maksus, di Padang, Senin, (28/12).
Menurutnya, dia memang sempat menautkan mimpi dan bercita-cita untuk bisa ke negeri Paman Sam itu. Dan akhirnya cita-citanya kesampaian juga. Sejak tahun 2013 lalu, di dunia maya melalui media sosial facebook (FB), dia sudah sering menyandingkan fotonya dengan patung Liberty. Mahasiswa yang berlatar belakang disiplin ilmu umum SD, SMP dan SMA di Desa Tanah Sepenggal Bungo Jambi ini, begitu dinyatakan lolos oleh tim seleksi merasa bermimpi di siang bolong. Karena, telah mengantongi tiket dan izin untuk belajar ke Amerika atas utusan kepercayaan IAIN Imam Bonjol Padang.
“Bagi saya besar sekali nilai lembaga ini. Karena dari ratusan ribu orang mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi umum dan agama, ternyata saya mampu berbuat yang terbaik untuk lembaga ini. Tentunya, jasa ini tidak akan pernah saya lupakan,” katanya.
Ade dalam kesehariannya di lingkungan kampus terbilang sangat sederhana. Dia bercita-cita setelah tamat kuliah nanti menjadi Dewan Perdamaian Dunia. Putra pertama dari 5 bersaudara pasangan M Fauzi dengan Juairiah itu, selama kuliah di IAIN dan hingga saat ini semester VII, sehari-hari tinggal menetap di Mushala Jamiatul Khairat, Anduring, Ketaping Padang.
Karena untuk kos di tempat lain seperti teman-teman lainnya, dana tidak mencukupi.
Guna memperbanyak pengetahuan, disela-sela kesibukanya sehari-hari, oleh dosen pembimbingnya Maksus, Ade dianjurkan membaca buku umum, agama dan bahasa Inggris minimal perharinya sebanyak 100 halaman. Awalnya anjuran itu berat dan sulit untuk diterapkan. Tapi, karena sabar dan tawakkal serta yakin bahwa itu adalah untuk kebaikan, maka berkahnya luar biasa. Berkat yakin dan sabar itu pula maka sejumlah prestasi bisa ditorehkan dan bisa mengikuti seleksi yang digelar oleh YSEALI tersebut.
Dipilihnya Amerika sebagai daerah yang akan dikunjungi selama menjadi mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang, pada dasarnya karena negara tersebut saat ini bisa salah satu pusat peradaban dunia yang sebelumnya adalah Yunani, Eropa dan Timur Tengah.
“Saya ingin mempelajari pola hidup beragama di negara tersebut termauk juga tentang bagaimana peradaban dunia dengan segala penerapannya. Karena, ketika berbagai disiplin sudah dimiliki maka itu adalah salah satu celah untuk bisa membantu dan saling terbuka dalam segala hal. Sehingga tidak akan muncul saling curiga dalam hidup yang terdiri dari berbagai suku, agama, bahasa dan budaya dan negara-negara yang berbeda, khususnya perbandingan bagi Indonesia,” ujar Ade.
Rektor IAIN Eka Putra Wirman kepada wartawan mengakui, bahwa mahasiswa yang berprestasi akan diprioritaskan untuk terus mewujudkan cita-citanya. Negara mana saja yang akan dikunjungi untuk belajar, pihak kampus pasti akan mendorong dan memfasilitasinya. (h/rel)