Kata Afda, menurut penelitian, panen durian di kabupaten/kota yang ada di Sumbar tidak serentak, ada beberapa selisih waktu dalam panen durian antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya, sehingga kalau pengelolaan yang baik dilakukan oleh petani, maka durian yang dihasilkan dari Sumbar, akan bisa memenuhi kebutuhan buah durian bagi daerah di luar Sumbar.
Dijelaskan, sebagian besar kabupaten/kota yang ada di Sumbar merupakan daerah penghasil buah durian. Buah yang hanya musim sekali dalam setahun ini selalu ditunggu kehadirannya oleh masyarakat.
Baca Juga : Masa Reses DPRD Padang, Irawati Meuraksa Siapkan Program Tepat Guna untuk Masyarakat
Tetapi pada tahun ini banyak yang masyarakat kecewa terhadap hasil panen buah durian ini. Kekecewaan ini diakibatkan oleh kualitas durian yang turun sangat jauh dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Durian yang banyak beredar dipasaran pada saat ini banyak yang terasa hambar serta kualitas buahnya kurang bagus.
Menurut Afda, kondisi ini terjadi dikarenakan oleh beberpa faktor. “Buah durian yang dipanen pada tahun ini cenderung memiliki rasa yang sedikit hambar, serta kondisi buah yang sedikit buruk. Salah satu penyebabnya adalah pengaruh dari paparan asap yang melanda wilayah Sumbar pada beberapa waktu lalu, di mana pada saat bencana kabut asap melanda, durian pada saat itu baru berbunga dan berputik, sehingga zat-zat berbahaya yang terkandung dalam kabut asap tersebut, mengganggu proses fotosintesa dari durian tersebut,” katanya.
Baca Juga : Ada Perbaikan Pipa Perumda AM Kota Padang di Lubuk Minturun, Siap-siap Tampung Air!
Faktor kabut asap bukan merupakan satu-satunya faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas dari durian. Pengelolaan yang kurang baik juga menjadi pemicu buruknya kualitas buah durian yang dipanen.
Afda mengungkapkan, sebagian besar petani yang ada di Sumatera Barat cenderung kurang serius dalam mengelola atau merawat durian ini.
Baca Juga : Tanaman Hias Jenis Keladi Paling Banyak Dicari Emak-emak di Padang
“Bibit durian yang banyak tumbuh di Sumbar, rata-rata hasil dari sisa biji durian yang dimakan masyarakat, serta hasil dari bekas buah durian yang dimakan oleh binatang seperti monyet, tanpa ada proses penyeleksian bibit terlebih dahulu. Dengan kondisi ini maka kualitas durian yang dihasilkan tidak akan maksimal, berbeda hasilnya ketika para petani benar-benar membibitkan durian, kemudian menanamnya, maka hasil yang diperoleh akan lebih bagus dan maksimal,” ungkapnya. (h/mg-bay)