Area Manage Communication and Relations Sumbagut Fitri Erika kepada Haluan, Selasa (29/12) mengatakan, terhitung tanggal 21 Desember 2015 lalu hingga 8 Januari 2016 mendatang tim Satgas akan bekerja memantau kelancaran distribusi BBM dan LPG. Stok BBM tersedia sangat cukup dan aman. Ia meminta pada masyarakat agar tidak khawatir terhadap ketersediaan BBM.
Ia menjelaskan, di Sumbar stok premium berkisar 22.000 kiloliter (kl) atau setara dengan 22 juta liter, solar 60.000 kl. Nanti juga akan ditambah dengan suplai tanker sebanyak 32.000 kl premium.
Rata-rata penyaluran premium di Sumbar berkisar 2.000 kl dan solar 1.000 kl. Jadi, menurutnya untuk menghadapi pergantian tahun hingga awal tahun 2016 ketersediaan BBM akan aman karena stok BBM secara terus menerus akan ditambah dari tanker ke BBM Teluk Kabung.
Untuk wilayah Sumbar, BBM dan LPG dilayani oleh 1 terminal BBM Teluk Kabung, 1 depot LPG Teluk Kabung, 1 depot pengisian pesawat udara di BIM untuk kebutuhan bahan bakar penerbangan.
Dikatakan juga, di Sumbar terdapat 113 SPBU, 21 agen LPG non PSO, dan 83 agen LPG 3 kg serta 2.097 pangkalan LPG 3 kg. Diperkirakan, penggunaan LPG 3 kg meningkat 10 persen dari rata-rata normal 5.500 metrik ton per bulan. Sementara, untuk yang 12 kg diprediksi meningkat lebih dari 50 persen dari normalnya 800 metrik ton per bulan. “Untuk premium diperkirakan terjadi kenaikan 5 persen,” ujarnya.
Ketika saat natal 25 Desember kemarin Satgas yang dibentuk sudah berjalan, dan sudah bekerja. Di Sumbar ini tidak hanya di fokuskan pada daerah yang merayakan natal dan tahun baru saja, namun juga menjadi objek dan jalur wisatawan sehingga memang pihaknya sangat konsen mensuplay kelancaran BBM untuk wilayah Sumbar. Terutama di daerah Bukittinggi, yang menjadi salah satu pusat peningkatan.
Terkait penurunan harga premium dan solar, ia mengatakan Pertamina sebagai badan usaha yang patuh terhadap kebijakan yang disampaikan oleh regulator (pemerintah). Jadi, pihaknya yang juga bekerja sama dengan Hiswana Migas berkoordinasi agar pemenuhan pasokan masyarakat terhadap BBM tetap lancar dan aman.
“Jika kemudian ada dilema terjadi di masyarakat atau pedagang. Sebagaimana sudah kita ketahui, bahwa yang disampaikan oleh Kementrian ESDM kebijakan tersebut akan diberlakukan tentunya kita terus menerus berkoordinasi dengan Hiswana Migas supaya stok di SPBU tetap tersedia dan harga sesuai dengan ketentuan, dan masyarakat bisa mendapatkan dengan mudah,” pungkasnya.
Sementara itu, Pengawas salah SPBU nomor 14.251.523 Jalan Khatib Sulaiman Mulyadi mengaku tidak melakukan stok yang berlebihan untuk kesiapan pergantian tahun baru. Hal tersebut bukan karena kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM, namun memang biasanya pada pergantian tahun tidak terjadi lonjakan permintaan BBM.
“Kita tidak stok BBM, karena memang belajar dari tahun-tahun sebelumnya tidak ada peningkatan secara signifikan saat pergantian tahun tersebut,” ungkapnya.
Bahkan menurutnya, pada saat pergantian tahun tersebut penjualannya malah menurun karena warga banyak yang berkunjung ke luar kota, sedangkan yang ke Padang tidak terlalu banyak, ditambah lagi jumlah SPBU yang cukup banyak dan tersebar.
Salah seorang konsumen premium dan solar, Dodi (34 tahun) mengatakan, meskipun pemerintah menurunkan harga premium dan solar. Namun menurutnya tidak berpengaruh pada pemakaian masyarakat, karena penurunan harga BBM tersebut hanya bilangan rupiah.
“Kecuali pemerintah menurunkan harganya hingga Rp 1.000 per liter, baru masyarakat akan antusias. Namun kalau pengurangannya hanya Rp200 tidak ada artinya, dan tak berpengaruh,” ujarnya. (h/mg-rin)