Siapa yang tidak suka buah durian yang meninggalkan aroma tersendiri bagi yang memakannya. Masyarakat akan rela merogoh kocek dalam jika ingin menikmati alunan rasa buah yang kulitnya berduri tersebut.
Tapi jangan larut dengan terus memakan buah durian yang hampir ditemui di setiap sudut jalan di Kota Padang maupun luar Kota Padang. Saat ini buah duku atau lansek juga tak ingin kalah musim. Jika ditelusuri jalanan dan pasar pasti akan ditemui buah yang bulat kecil dengan isi yang bersusun rapi.
Baca Juga : Dear UMKM, Ayo Manfaatkan KUR untuk Pulihkan Ekonomi Indonesia
Pastinya Anda bingung, buah apa yang harus dimakan saat ini jika ketiga buah ini seketika musim secara bersamaan. Tentu juga Anda harus memperhatikan kondisi tubuh saat ingin menikmati buah musiman tersebut yang diketahui mempunyai daya kolesterol yang tinggi.
Tidak hanya yang menikmatinya yang merasa beruntung, si pedagang buah musiman juga seperti mendapatkan angin sorga karena bisa masuk dalam peluang bisnis menjual buah lezat seperti rambutan, durian dan lansek tersebut.
Baca Juga : Jadi Andalan Saat Pandemi, Bank Nagari Terus Tingkatkan Layanan Digital
Sabri (40), penjual rambutan di Pasar Raya Padang saat dijumpai Haluan, Rabu (30/12) mengatakan buah rambutan yang ia jual dipasok dari daerah Banuaran Padang. Ia membeli rambutan tersebut langsung ke pemilik satu pohon.
“Rambutan manis ini langsung saya beli satu pohon seharga Rp300.000. Habis tidak habis itu resiko saya. Tapi jarang yang tidak habis dan Alhamdulillah sampai beberapa hari semua laku terjual dengan untung 50 persen,” aku bapak empat orang anak ini.
Baca Juga : Dear Ibu-ibu, Harga Telur Ayam di Padang Turun Nih
Dikatakannya, sekitar dua pekan yang lalu harga rambutan yang ia jual dengan harga Rp12.000 per kg karena belum terlalu musim. Saat ini buah rambutan datang dari berbagai daerah penghasil rambutan dan otomatis harganya langsung turun. Turun sekitar Rp2.000 per harinya.
“Saat ini saya menjual rambutan sekitar Rp4.000 per kg. Itupun sudah disorak-sorakkan di pasar ini,” lanjutnya.
Baca Juga : 6 Cara Belanja Perabotan Rumah Tanpa Merusak Kesehatan Finansial
Sementara itu, buah durian yang banyak digemari masyarakat tak kalah saing dengan menjajakannya disepanjang jalan dan sudut kota.
Setalah menemui penjual rambutan, Haluan berjalan menusuri jalanan kota yang saat ini dipenuhi oleh penjual durian. Ada si penjual dadakan saat musim saja, ada juga si penjual durian yang memang berprofesi sebagai pedagang buah.
Yanti (35) si penjual durian dadakan yang memiliki batang durian di kampungnya di Pesisir Selatan mengaku mengambil kesempatan dengan menjual durian di pinggir jalan. Ia menjual durian berpindah-pindah. Kadang di pinggir jalan pantai Padang dan kadang dipinggir jalan lainnya.
Untuk harga Yanti menyediakan berbagai macam harga yang bervariasi sesuai ukurannya. Mulai dari harga Rp5.000 per buahnya sampai Rp50.000 per buahnya. Disamping itu, ia juga menyediakan buah paket yang sudah dionggoh dengan harga yang sudah didiskon.
“Yang mengantarkan saudara di kampung saya dan disini saya hanya membantu menjualkan saja. Lumayan untuk menambah belanja harian karena memiliki batang duren di kampung,” tuturnya.
Sehari Yanti bisa menjual durian berpuluh-puluh jumlahnya. Namun, ada kalanya juga terjual sedikit karena faktor sudah banyaknya orang yang menjual durian.
Sementara itu, hal yang sama juga dikatakan oleh penjual duku, Irma (55) di Pasar Raya Padang yang sedang asik bersorak menyerukan harga duku lansek kepada pengunjung pasar raya. “Rp10.000 sa kilo balilah...” kata Irma menyorakkan dengan lantang.
Menurutnya, pengunjung pasar tersebut memang doyan yang bersorak-sorak untuk sesuatu baik itu makanan maupun yang lainnya. Dalam sehari, Irma bisa menjual lansek dagangannya sebanyak tiga karung dengan harga Rp10.000 per kg.
“Tiga hari yang lalu harganya masih Rp15.000 per kg. Saat ini sudah mulai banjir dan harganya beransur turun menjadi Rp10.000 per kg. Bisa saja paling bawah harganya mencapai Rp8.000 per kg nanti jika makin banjir,” paparnya.
Dengan musimnya buah tersebut, tentu saja bisa sedikit memutar roda perekonomian Sumbar.
Demikian disampaikan oleh Pengamat Ekonomi UNP Yuliandri pada Haluan, Rabu (30/12) bahwa dengan adanya buah musiman tersebut bisa menjadi moment yang baik bagi rumahtangga yang memiliki batang dari buah tersebut.
“Seberapa besarnya pengaruh tentu harus kita hitung dulu. Namun tentu saja berpengaruh karena sebagian besar masyarakat kita memiliki batangnya dan bisa memanfaatkannya menjadi ladang pencarian,” ujarnya.
Namun, jangan sampai terlena dengan kelezatan buah tersebut karena bisa mendatangkan penyakit yang membahayakan tubuh. Masyarakat harus jeli mengkondisikan tubuh dengan mengkonsumsi jumlah buah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Eka Lusti pada Haluan, mengatakan harus berhati-hati dalam mengkonsumsi buah tersebut.
“Sebenarnya bukan buahnya yang berbahaya namun cara memakannya. Sebagian kita banyak yang memakan dengan cara yang salah seperti membuka kulitnya dengan mulut seperti rambutan dan lansek. Karena buah tersebut banyak mengandung kuman yang mendatangkan penyakit,” terangnya.
Dikatakannya, selain harus jeli, masyarakat juga harus mengurangi komsumsi buah yang berlebihan karena terkadang kondisi tubuh sedang tidak fit. (h/mg-win)