Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertanian, Hary Priyono mengatakan, impor sapi 600 ribu ekor, merupakan jumlah yang realistis, sehingga tidak perlu dipermasalahkan.
“Sekarang begini, prinsip impor itu kan untuk pemenuhan kebutuhan sapi dalam negeri. Di Indonesia kan belum cukup. Pasokannya 400 ribu ekor, sedangkan kebutuhan kita sekitar 500 sampai 600 ribu ton,” Kata Hary di Kantor Kementan, Jakarta, Senin (04/01/2015).
Saat ini, pemerintah mencatat, konsumsi daging sapi di masyarakat mencapai 675 ribu ton. Sementara, stok di Kementerian Pertanian dan Perum Bulog diperkirakan 416 ribu ton. Sehingga terjadi defisit 239 ribu ton atau setara 600 ribu ekor. Artinya, benar kata Plt Sekjen Kementan Hary bahwa angka impornya masuk akal.
Kata Hary, Indonesia sejatinya memiliki banyak daerah yang menjadi sentra penghasil sapi. Sayangnya, lokasinya masih banyak yang sulit diakses.
“Banyak daerah penghasil sapi, namun sulit diakses oleh pasar. Contohnya NTT, makanya kemarin kita coba fasilitasi dengan mengoperasikan kapal ternak,” kata Hary.
Mau tak mau, lanjut Hary, rencana importasi 600 ribu ekor sangat realistis dijadikan solusi guna menjamin persediaan atau stok. “Menteri Perdagangan sudah menyampaikan tentang rencana importasi ini. Agar pasar tidak sering berfluktuasi, harga semakin kompetitif,” papar Hary.(h/inl)