“Eksistensinya kami ingin taat kepada negara, untuk pembayaran pajak. Sekarang kita punya NPWP sendiri, mau bayar pajak enak. Beda dengan yang kemarin. Meskipun kita mampu membayar, tetapi justru menambah masalah,” tutur CEO Arema Cronus, Iwan Budianto, Senin (4/1/2016).
Sejak beberapa tahun terakhir memang terjadi sengketa kepemilikan nama ‘Arema’, yang hingga kini belum ada keputusan finalnya. Alasan itu yang membuat Arema dan Persebaya tidak lolos verifikasi oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), sewaktu akan digelar kompetisi ISL 2015.
Baca Juga : Lima Wakil Indonesia Lolos ke BWF World Tour Finals
“Dualisme” Arema dan Persebaya itulah yang kemudian ikut memicu pemerintah membekukan PSSI karena PSSI dan PT Liga Indonesia tetap membiarkan Arema (ISL) dan Persebaya (DU) untuk tetap berkompetisi, padahal tidak lolos verifikasi.
Kasus “dualisme” Persebaya sendiri sudah menemui titik terang setelah Persebaya (ISL) akhirnya mengubah namanya sampai dua kali: Bonek FC, dan kini Surabaya United. Sedangkan Persebaya 1927 tetap menyandang nama “Persebaya”.
Baca Juga : Kalah Beruntun, Pelatih Chelsea Frank Lampard Dipecat
Terkait pendirian PT baru Arema Cronus tersebut, Iwan juga mengatakan bahwa dalam strukturnya PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT. AABBI) masih dalam naungan Yayasan Arema. Klub juga disebutnya boleh mendirikan PT-PT baru terkait pengelolaan bisnis lain.
“Semisal untuk mengurusi sponsor, merchandise, atau persoalan lain. Tetapi kita buat satu PT ini untuk segala urusan menyangkut Arema, khususnya pajak,” jelas Iwan. Iwan yakin, pendirian PT baru ini akan membawa awal yang baik bagi kesebelasan yang dia pimpin. “Pada intinya itu, kami ingin taat kepada negara,” tukas dia. (h/dtc)
Baca Juga : Drama Lima Gol, MU Akhirnya Menang 3-2 atas Liverpool