Untuk mewujudkan kemudahan berinvestasi tersebut, Pejabat Bupati Padang Pariaman, Rosnini Savitri meminta dinas terkait untuk fokus terhadap peningkatan pelayanan publik berbasis teknologi informasi.
“Sesuai arahan Bapak Gubernur bahwa tahun 2016 kita fokus peningkatan Pelayanan Publik. Kita buka akses informasi yang akuntabel kepada calon investor. Jangan ada lagi birokrasi perizinan yang rumit dan memakan waktu berbulan-bulan,” ujar Rosnini ketika mengunjungi Kantor BPMP2T di Pariaman, Selasa (5/1) kemarin.
Baca Juga : Pohon Tumbang di Tiku, BPBD Agam Lakukan Pembersihan
Ia juga mendorong SKPD untuk memberikan akses informasi pelayanan yang cepat, mudah dan murah. Badan Penanaman Modal, Pelayanan dan Perizinan Terpadu (BPMP2T) selaku SKPD yang terkait langsung dengan pelayanan perizinan harus berbenah baik dari segi sumber daya manusia, sarana prasarana dan Standar Operasional Prosedur (SOP) tiap-tiap pelayanan.
“Tantangan ke depan adalah bagaimana calon investor dapat mengetahui potensi wilayah dan persyaratan yang jelas dalam pengurusan izin berinvestasi,” ujar Rosnini yang meraih Peringkat Pertama Keterbukaan Informasi Publik beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Harga Cabai Rawit di Lubuk Basung Tembus Rp80 Ribu Perkilogram
Pada kesempatan itu, Bupati Rosnini Savitri melihat langsung ruang pelayanan dan lingkungan kantor BPMP2T. Ia meminta ruangan pelayanan publik harus dibuat senyaman mungkin dilengkapi juga dengan brosur, pamplet atau himbauan-himbauan yang harus diketahui publik.
“BPMP2T ini kan bungo galeh pelayanan di Padang Pariaman. Jadi harus ditata rapi, nyaman dan bersih. Aparaturnya pun harus rapi dan murah senyum,” kata Perempuan asal Lintau itu.
Baca Juga : Percantik Ibu Kota, DLH Agam Sediakan Ribuan Bibit Tanaman Hias dan Pohon Pelindung
Sementara itu, Kepala BPMP2T Nurhelmi segera menindaklajuti arahan dari Penjabat Bupati untuk melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun yang lalu untuk bahan perbaikan pada tahun 2016. Untuk pelayanan perizinan, kata Nurhelmi, BPMP2T telah memiliki program yang diberi nama ‘SI CANTIK”. Setelah dievaluasi program SI CANTIK belum berjalan optimal karena kurangnya tenaga operasional. (h/bus)