Perjalanan Mario Syahjohan dalam memimpin Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Solok Selatan (Solsel) di awal tahun 2013, tidaklah berjalan mulus. Begitu banyak rintangan yang harus dihadapi. Dan rintangan ini berhasil dilalui dengan mengorbankan sesuatu yang ia sayangi.
Seiring dengan masa jabatannya yang akan berjalan hingga 2017 mendatang, Mario berharap besar semua rintangan bisa dihadapi dengan mulus.
Baca Juga : Misteri Rumah Gadang di Bendang, Bunyi Tongkat Menghentak sampai Piring Pecah
“Untuk membesarkan organisasi KONI di awal masa kerja, saya rela mengorbankan harta benda pribadi, seperti terjualnya mobil dan kendaraan trail. Memang, pengorbanan dibutuhkan karena sesuai pesan orangtua saya dahulukan kepentingan umum dari kepentingan pribadi,” kata Mario, si pecinta trail ini, di kediamannya, Kamis (10/3).
Berkat pengorbanan itu, saat ini KONI Solsel mulai bangkit. “Tidak ada yang sia-sia jika dilakukan sungguh-sungguh atas keyakinan yang kuat,” tutur pria kelahiran 1984 itu.
Baca Juga : Beragam Tradisi Unik Masyarakat Adat Indonesia di Bulan Rajab
Menurutnya, berkat keberhasilan KONI Solsel menggelar Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) tiap tahun di daerah itu, membuat KONI dari Kabupaten Mentawai ingin menerapkan pula program serupa di bumi Sikerei tersebut.
Bahkan baru-baru ini, berkat program yang ia gagas dengan lembaga legislatif setempat dengan menggunakan dana aspirasi anggota dewan untuk olahraga, KONI Kabupaten Solok juga turut mengikuti langkahnya.
Baca Juga : Ini Daftar Hewan Langka yang Perlu Kamu Lihat Sebelum Punah
“Berkat gagasan tersebut menjadikan KONI Kabupaten Solok mendatangi KONI Solsel untuk membuat program serupa di daerah mereka,” terang pria penggila trail itu.
Untuk menghadapi Pekan Olahraga Provinsi di Padang mendatang, Mario optimis KONI Solsel mampu capai target.” Kita memberikan reward dan punishment bagi atlet yang berlaga di ajang Porprov nanti. Jika, atlet memperoleh medali akan diberikan bonus satu miliar rupiah dan mendapatkan gaji bulanan atlet. Sebaliknya, jika tidak mendapatkan medali sesuai komitmen dengan pengurus cabang, akan diberikan dana pembinaan yang minim,” katanya.
Baca Juga : Berminat untuk Menjadi Penyelam? Ini Tipsnya untuk Pemula
Dengan komitmen ini, Mario mengharapkan KONI Solsel termotivasi menjadi tuan rumah dalam ajang Porprov pada 2022 dan sebagai tuan rumah cabang silat dalam iven Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.
Di balik kemampuan Mario memimpin KONI Solsel, untuk urusan berorganisasi, kemampuan Mario Syahjohan tak perlu diragukan lagi. Pasalnya, sejak 2002 ia telah aktif berorganisasi. Puluhan organisasi telah ia geluti, baik organisasi kepemudaan maupun organisasi sosial lainnya. Ia merupakan salah satu pendiri organisasi pecinta trail di Solsel yang dinamakan Adventure Trail Club (ATC) Solsel. ATC merupakan komunitas pecinta trail tertua di daerah itu, yang dibentuk pada 2009.
Dua tahun berdirinya ATC, tepatnya pada 2011 ia bersama rekan-rekan ATC berhasil menggelar iven trail di Solsel yang diikuti oleh tiga provinsi yakni, Sumbar, Riau dan Jambi.
“Bisa dikatakan sukses besar karena ketersedian anggaran dalam menggelar iven sangat minim namun mampu mengharumkan nama daerah serta meraih keuntungan dari segi keuangan,” tandas suami seorang bidan yang memiliki tiga anak itu.
Dari total keuntungan sekitar Rp40 juta saat itu, disalurkan dalam bentuk kegiatan sosial. Diantaranya, memberikan bantuan terhadap pembangunan masjid dan bagi penghuni panti asuhan. Aksi sosial ini, didapatnya dari didikan orangtua yang mengajarkan hidup mandiri serta jiwa kepemimpinan dari kecil yang menjadikannya giat bersosialisasi dan berorganisasi.
“Didikan orangtua saya memang keras, kendati dulunya ayah adalah orang terpandang atau bisa dikatakan mapan dalam ekonomi tapi tidak menjadikan kami sebagai anak yang manja. Saking kerasnya didikan ayah, dulu sebelum membantu orangtua bekerja kami tidak dibolehkan makan,” begitu ceritanya. ***
Laporan: JEFLI