JAKARTA, HALUAN — PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kembali menjadi satu-satunya operator yang mencatat kinerja kinclong secara topline dan bottomline selama 2015.
Operator pelat merah ini mampu mempertahankan pertumbuhan pendapatan dua digit dan mencetak keuntungan di tengah kondisi makro dan depresiasi rupiah yang tak menguntungkan selama 2015.
Hal ini berbanding terbalik dengan pesaingnya seperti XL Axiata atau Indosat Ooredoo yang masih bergulat keluar dari tekanan rugi kurs.
“Pertumbuhan yang cukup pesat pada layanan broadband tidak terlepas dari perluasan infrastruktur fiber optic dan BTS 3G/4G sesuai arah strategi perusahaan menuju digital company,” jelas Direktur Utama Telkom, Alex J. Sinaga dalam siaran pers yang diterima Haluan, Jumat (11/3).
Baca Juga : Asal Diperlakukan Manusiawi, Pedagang Dukung Pembangunan Pasar Induk
Telkom sepanjang 2015 mencatat pertumbuhan pendapatan 14,2 persen atau sebesar Rp 102,47 triliun, sedangkan pada tahun 2014 tercatat Rp 89,70 triliun. Adapun laba bersih mencapai Rp 15,49 triliun atau tumbuh 7 persen.
Pertumbuhan pada pendapatan operasi dipicu oleh pertumbuhan yang terjadi pada pendapatan Data, Internet dan IT Services yang mencapai 37,5 persen menjadi Rp 32,69 triliun. Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh peningkatan yang signifikan jumlah pelanggan layanan broadband baik fixed maupun mobile.
Baca Juga : Rupiah Ditutup Menguat Lawan Dolar AS Rabu Sore
Jumlah pelanggan fixed broadband pada 2015 tercatat mencapai 3,98 juta pelanggan atau tumbuh 17,2 persen dibanding tahun sebelumnya. Jumlah tersebut termasuk pelanggan IndiHome yang pada tahun 2015 mencapai di atas 1 juta pelanggan baru. Sementara pelanggan mobile broadband mencapai 43,79 juta pelanggan atau tumbuh 40,3 persen.
“Pertumbuhan pada pendapatan data, internet dan IT Services ini mencerminkan strategi perusahaan dalam menumbuhkan bisnis digital,” ujarnya.
Baca Juga : Parah! Harga Emas Antam Anjlok Rp127.000 dari Rekor Tertinggi
Pada bisnis selular Telkom masih menjadi market leader dengan jumlah pelanggan mencapai 152,64 juta yang berarti tumbuh sebesar 8,6 persen. Pada periode yang sama, BTS selular bertambah sebanyak 17.869 unit, sehingga total BTS selular pada 2015 mencapai 103.289 unit yang berarti tumbuh9 20,9 persen.
Dari sisi EBITDA, pencapaian pada 2015 sebesar Rp 51,42 triliun, tumbuh sebesar 12,6 persen dari periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar Rp 45,67 triliun. Sementara EBITDA Margin bertahan pada level 50,2 persen.
Dari sisi beban operasi, pertumbuhan total beban mencapai 15,8 persen dari Rp 60,49 triliun pada 2014 menjadi Rp 70,05 triliun pada tahun 2015. Pertumbuhan total beban ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan dari beban Operation, Maintenance & Telecommunication Service yang naik sebesar 26,1 persen menjadi Rp 28,12 triliun, dan beban depresiasi dan amortisasi naik sebesar 8,2 persen menjadi Rp 18,53 triliun.
“Ini karena kami agresif dalam pembangunan dan modernisasi infrastruktur, khususnya broadband,” sebutnya.
Ia menjelaskan, laba bersih perusahaan yang tumbuh 7 persen sesungguhnya dipengaruhi oleh adanya program Pensiun Dini. Program ini merupakan langkah strategis yang diambil perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang menuju digital company. Bila tanpa program Pensiun Dini tersebut, laba bersih Perusahaan 2015 tumbuh 10,8 persen. (h/dj)