PAYAKUMBUH, HALUAN — Posko komando atau tempat bergeraknya pasukan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Payakumbuh yang berlokasi di Jalan Luhak Limapuluh, di Kelurahan Nunang Daya Bangun, Payakumbuh Barat, dinilai banyak pihak tidak pas. Pasalnya, posko ini masih sempit dan terkendala untuk keluar masuknya mobil Damkar.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UTD) Damkar, di bawah Badan Penunggalangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Payakumbuh, Ahdion, ketika dihubungi Jumat (12/2) mengatakan, persoalan posko tidak barang baru lagi, sudah lama diusulkan kepada pihak terkait. Namun hingga sekarang tidak kunjung jelas ujung pangkalnya.
Baca Juga : Wagub Sumbar Serahkan Piala kepada Pemenang Dasawisma Berprestasi Tingkat Provinsi
“Jika posko Damkar ini dibiarkan berlama-lama di tempat yang sempit ini, mengganggu aktifitas pasukan untuk bergerak, apalagi jika kejadian kebakaran terjadi hari Minggu, macetnya minta ampun, karena pedagang cukup ramai ditambah lagi adanya terminal bayangan di seputar posko Damkar,” sebutnya.
Kesulitan awak Damkar dalam bertugas tidak saja terhadap posko yang sempit akan tetapi juga sulitnya keluar, karena jalan satu arah, andainya awak Damkar melabrak rambu-rambu berlainan arah sangat beresiko, tapi apa boleh buat, pemadam kebakaran tidak boleh terlambat sampai ke tujuan, meskipun satu detik.
Baca Juga : Besok, Gubernur-Wagub Sumbar Divaksin Covid-19
Diharapkannya pihak terkait hendaknya memindahkan posko ke lokasi yang agak luas, agar mobil Damkar leluasa keluar masuk. Solusinya, pindah ke eks kantor Kependudukan dan Catatan Sipil yang berlokasi di kelurahan Padang Tinggi, eks kantor Kehutanan Limapuluh Kota yang berlokasi di jalan Rasuna Said dan Kantor Pertanian Limapuluh Kota yang saat ini dihuni oleh Kemenag.
Sekaitan dengan mobil Damkar yang saat ini ada 4 unit, berdasarkan uji kelayakan atau cek fisik dari UPT di Perhubungan dan Kominfo Kota Payakumbuh, hanya satu unit yang lolos dapat dioperasikan. Sedangkan 3 unitnya lagi tidak layak pakai dan dikuatirkan rusak di tengah jalan saat operasi.
Baca Juga : Pembayaran Ganti Rugi Terdampak Jalan Tol Padang-Pekanbaru Ditargetkan Selesai Juni 2021
Selain itu Damkar juga mengalami kesulitan terhadap personil, saat ini awak Damkar berjumlah 35 orang, setelah dihitung-hitung, Damkar kekurangan personil 14 orang lagi, idealnya 49 orang. Untuk mendapatkan air, Damkar juga mengalami kesulitan karena sejumlah hidran dibeberapa titik di Payakumbuh tidak berfungsi lagi.
“Kalau kota Payakumbuh mempunyai bank air di beberapa titik padat penduduk, awak Damkar bekerja dengan santai. Pada tahun berikutnya, Kota Payakumbuh diharapkan mempunyai bank air sehingga petugas Damkar tidak kelabakan mencari air dan kejadian kebakaran dapat diatasi dengan cepat,” ujar Ahdion.
Baca Juga : Angka Kemiskinan di Sumbar Naik, DPRD Sarankan Begini
Ketua Komisi A DPRD Kota Payakumbuh, Drs. Fitrial Bachri ketika dihubungi terpisah Jumat (12/2) mengatakan, pihaknya sangat prihatin melihat kondisi Damkar. “Terhadap posko komando, kami sangat setuju dipindahkan ke tempat lain agar mobil Damkar leluasa berputar dan cepat ngacir menuju lokasi kejadian. Kendala yang dihadapi Damkar menjadi catatan khusus bagi komisi A,” pungkasnya. (h/zkf)