ATOMPF, HALUAN — Untuk pertama kalinya, Amerika Serikat (AS) menggempur selatan Suriah dari Yordania. Hal ini menurut komandan Lembaga Pertahanan AS Kolonel Steve Warren, merupakan indikator baik yang menunjukkan adanya kemajuan hubungan antar kedua negara dalam rangka memperkukuh basis pertahanannya di selatan.
“Kira-kira enam bulan yang lalu atau lebih, sekretaris Lembaga Pertahanan AS Ash Carter berbicara tentang bagaimana strategi kami secara keseluruhan, termasuk memperkuat pertahanan Yordania. Orang Yordania telah menjadi mitra yang sangat dekat dengan kami dalam memerangi teror besar. Tentu saja, karena mereka juga tengah memikul beban berat dari pengungsi yang berdatangan,” ujar Warren, sebagaimana dilansir dari International Business Times, Minggu (13/3).
Baca Juga : Inggris Temukan Lagi 16 Kasus Varian Baru COVID-19, Mengandung Mutasi E484K
Berkat kordinasi yang baik dengan pasukan Yordania, roket yang diluncurkan pesawat tempur AS ke tiga lokasi berbeda ke selatan Suriah, dikabarkan berhasil mengenai kelompok oposisi di Suriah dan mengambil alih para garnisun yang sempat ditahan ISIS di Kota Atompf.
Peluncuran roket AS dari Yordania didatangkan sebagai kekuatan internasional sekaligus upaya rezim Suriah untuk memperkuat perjanjian gencatan senjata dan negosiasi perdamaian.
Meskipun gencatan senjata telah secara teknis diberlakukan sejak akhir Februari 2016, para pemberontak oposisi di bagian utara negara itu telah mengumumkan beberapa pelanggaran oleh pesawat Rusia.
Sementara kelompok ekstremis di selatan Suriah menentang keras gencatan senjata yang ditengahi oleh AS dan Rusia, karena dianggap dapat dijadikan celah untuk menargetkan daerah kekuasaan para pemberontak rezim Assad yang selama ini mengontrol Darayya, kawasan pinggiran di Damaskus. (h/okz)
Baca Juga : Miliuner Jepang Ini Cari 8 Orang Teman Traveling ke Bulan, Siapa Berminat?