Limapuluh Kota, Haluan — Masyarakat Nagari Sialang, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota berharap terhadap pemerintah untuk segera melakukan normalisasi sungai Batang Kapur yang hancur pasca bencana banjir pertengahan Februari lalu.
“Kita harap Batang Kapur ini jadi perhatian pemerintah,” terang Inaswardi Dt Kalimbago tokoh masyarakat Kecamatan Kapur IX pada Minggu (13/3) kemarin.
Baca Juga : Angka Kematian Karena Covid-19 di Sumbar Mencapai 650 Kasus
Dikatakannya, pinggir sungai Batang Kapur yang membentang dari utara Limapuluh Kota tersebut, habis terkikis oleh aliran sungai.
Bahkan, tebing yang berada dipinggir sungai selebar 30 meter tersebut mulai runtuh dan meluas hingga merusak areal pertanian masyarakat. Tak hanya itu, beronjong Batang Kapur yang dibangun beberapa tahun lalu, turut hancur akibat derasnya aliran sungai ketika banjir lalu. “Warga rutin gotong royong untuk memperbaiki beronjong yang rusak dan pinggir sungai yang terkikis. Batang Kapur tersebut, memang sudah seharusnya di normalisasi,”terangnya lagi.
Baca Juga : Sebanyak 27.587 Orang di Sumbar Telah Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Kerapat Adat Nagari Sialang, Yusral Dt Tumangguang, apabila Batang Kapur dibiarkan nantinya berdampak buruk terhadap kawasan yang berada dipinggir sungai tersebut.
Rusaknya pinggir sungai Batang Kapur akibat bencana banjir lalu itu, direspon DPRD Kabupaten Liampuluh Kota. Ketua Fraksi Hanura DPRD Limapuluh Kota, mendatangi dan melihat langsung kondisi Batang Kapur pasca bencana. “Memang harus Batang Kapur segera di normalisasi. Kalau tidak, pengikisan pinggir sungai akan terus terjadi oleh derasnya air. Ada beberapa titik aliran sungai yang harus dialihkan dengan membuka aliran baru. Sehingga aliran sungai bisa stabil,”ucap Tedi Sutendi Ketua Fraksi Hanura. (h/ddg)
Baca Juga : Positif Corona di Sumbar Bertambah 71 Orang