PARIAMAN, HALUAN — Inkubasi telur penyu di Pulau Kasiak berhasil menetaskan 89 ekor tukik, dari 96 telur yang diinkubasi. Sebahagian dari tukik telah dilepas ke laut.
Kepala UPTD Kawasan konservasi Penyu Dinas Kelautan Perikanan, Citra Adithur Bachri kepada Haluan, Senin (14/3) mengatakan, di Pulau Kasiak, selain tempat penyu bertelur, juga sebagai tempat inkubasi, karena kawasan ini bagian dari Kawasan Konservasi.
Baca Juga : Bank Nagari Cabang Painan Dorong Percepatan Pembangunan Bidang Pariwisata Melalui Aplikasi E-Retribusi
Anak-anak tukik dari inkubasi di Pulau Kasiak tersebut sudah di lepas ke laut sebahagian pada hari Sabtu (11/3). Pulau Kasiak, termasuk ke dalam zona inti dari kawasan konservasi penyu Kota Pariaman.
Penyu bertelur di lokasi ini masih fluktuasi, berdasarkan data tahun 2014 terdapat 23 sarang penyu. Tahun 2015 ditemui hanya 2 sarang. Tahun 2016 dari Januari sampai pertengahan Maret, sudah ditemui 7 sarang.
Baca Juga : Masyarakat Padang Sago Harapkan Perbaikan Kantor Camat Pada Leonardy Harmainy
Menurut Citra, diprediksi sarang penyu akan meningkat pada tahun 2016, sebab, sudah dua tahun terakhir penyu-penyu jarang bertelur di pulau Kasiak. Biasanya setelah waktu-waktu demikian, penyu akan kembali bersarang di sini.
Sementara itu Kasi Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kota Pariaman, Edmondri mengatakan, terbagi menurut zonanya. Ada kawasan inti, ada zona untuk pemanfaatan.
Baca Juga : Pemkab Pesisir Selatan Sediakan Kotak Saran Tampung Pengaduan Masyarakat
Sebagai zona inti di kawasan Konservasi penyu, suatu kawasan yang tidak boleh diganggu, harus dipelihara dan dijaga dengan sebaik baiknya, seperti di sekitar Pulau Kasiak.
Selain itu, ada juga zona untuk pemanfaatan, di sinilah bisa di kawasan konservasi ini untuk wisata, contoh di sekitar Pulau Angso Duo. Dan zona tangkap ikan, tentu di luar kawasan konservasi tersebut.
Baca Juga : Mantap! PNS di Agam Tanam Tomat Impor dengan Sistem Hidroponik
Tujuannya pembagian zona, untuk menjaga kelestariannya, sehingga kawasan bermanfaat sesuai fungsinya.
“Kami selalu melakukan monitoring kawasan ini dan semua itu sudah menjadi tugas rutin,” kata Edmondri. (h/tri)