PADANG, HALUAN — Bulog Divre Sumatera Barat (Sumbar) tidak akan menggelar operasi pasar (OP) meski harga cabai merah melambung setinggi apapun. Kasi Humas Bulog Sumbar, Saidi membeberkan alasan tersebut ketika diwawancarai Haluan, Selasa (15/3).
Pertama, Bulog Sumbar kini tidak menggelar OP cabai merah meski kini harga cabai merah melambung tinggi, karena Bulog Sumbar baru saja menggelar OP beras yang dimulai sejak Desember 2015 hingga akhir Februari yang lalu. Kegiatan Bulog Sumbar setelah itu adalah membeli beras dari semua daerah penghasil beras medium di Sumbar.
Baca Juga : Neraca Perdagangan Indonesia Januari 2021 Catatkan Surplus 1,96 Miliar Dolar AS
“Bulog Sumbar sedang membeli beras untuk pengadaan beras miskin (raskin), jadi tidak mungkin Bulog Sumbar sekaligus menggelar operasi pasar,” ujar Saidi.
Alasan kedua, karena Bulog Sumbar belum mengelola sembako selain beras. Hal ini berbeda dengan Bulog Medan yang sudah mengelola komoditas selain beras seperti cabai merah, daging.
Baca Juga : Harga Kebutuhan Pokok di Padang Cenderung Stabil
“Bulog Sumbar belum berani mengelola cabai merah karena tingginya harga cabai merah di Sumbar di tingkat petani. Berbeda dengan harga cabai merah di tingkat petani di Sumatera Utara yang relatif rendah,” ungkap Saidi.
Selain itu, kata Saidi, Bulog Medan mengelola sembako selain beras karena mereka sudah punya mesin pendingin. Mesin pendingin itu berfungsi untuk menyimpan komuditas yang dibeli oleh Bulog dari petani, untuk dijual kembali kepada masyarakat ketika harga sebuah sembako melambung tinggi. Sementara Bulog Sumbar belum memiliki mesin pendingin itu karena harganya mahal. Di antara semua Bulog yang ada di Sumatera, hanya Bulog Medan yang punya mesin tersebut,” tuturnya.
Baca Juga : Peluang untuk Tenaga Kerja, Dibuka Pendaftaran Kerja ke Jepang untuk Perawat
Mengenai fungsi mesin tersebut, Saidi menjelaskan, mesin pendingin itu bisa untuk menyimpan cabai merah, daging, jagung, kedelai, dan komoditas lainnya.
“Jadi Bulog yang memiliki alat pendingin itu akan membeli, misalnya cabai merah, kepada petani apabila harga cabai merah rendah dan menyimpannya dalam mesin pendingin. Cabai berkualitas kurang bagus akan dikeringkan, digiling dan dijual. Sementara cabai berkualitas bagus akan dimasukkan ke dalam plastik dan dijual ke pasar,” jelasnya.
Baca Juga : Jadi Ujung Tombak Penyaluran BBM di Sumbar, Ini Modal Utama Elnusa Petrofin
Ia mengakui, beras dan cabai merah adalah komoditas penting dikelola oleh Bulog Sumbar karena di Sumbar, dua komoditas ini penyumbang inflasi. Meski demikian, pihaknya tak dapat melakukan hal itu karena tidak memiliki alat pendingin tersebut.
Saat ini, harga cabai merah naik. Di Pasar Raya Padang, harga cabai merah berada pada kisaran Rp60 ribu per kg pada tingkat pengencer, dari harga sebelumnya Rp50 ribu per kg. Harga standar cabai merah berada pada kisaran Rp15 ribu hingga Rp30 ribu per kg.
Saat ini Perum Bulog membeli dan melakukan OP cabai merah di Pasar Medan untuk mengendalikan harga komoditas itu yang terus bergerak naik hingga Rp60 ribu per kg. (h/dib)