PASAMAN BARAT, HALUAN — Kondisi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di Jorong Maligi, Nagari Sasak Ranah Pasisia, kecamatan Sasak, Pasaman Barat sangat memprihatinkan. Hal itu terlihat dari kondisi sekolah yang hanya beratapkan daun rumbia serta berdinding papan dan berlantaikan tanah pasir yang dipadatkan.
Sekolah yang didirikan sejak tahun 2005 oleh Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa hanya memiliki tiga ruang belajar, dan satu ruangan kantor ditambah dengan 12 tenaga pendidik dan satu orang pegawai tata usaha dan penjaga sekolah. Sementara minat masyarakat di pelosok ini melanjutkan pendidikan anak mereka cukup tinggi. Saat ini SMA Maligi sudah memiliki 74 siswa/i yang terdiri dari 24 orang kelas I, 24 orang kelas II, dan 26 orang kelas III.
Baca Juga : Masyarakat Campago Selatan Padang Pariaman Berharap Leonardy Fasilitasi Pengembangan Perekonomian
“Meskipun dengan kondisi ruangan belajar yang tidak memadai, namun tidak menyurutkan semangat kami para siswa dan para pendidik di sekolah yang jauh dari pusat Kabupaten ini, tersebut untuk melangsungkan proses belajar mengajar setiap harinya,” tutur Rahmi seorang siswi.
Namun sangat memiriskan sekali apa yang dirasakan para siswa di sini,” Terlebih disaat hujan dan badai, kami terpaksa belajar dengan kondisi terkena air hujan, bahkan terpaksa harus menghentikan proses belajar mengajar yang disebabkan parahnya kondisi sekolah kami,” ulas siswa lainnya.
Baca Juga : Usai Dilantik, Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman Gelar Silaturahmi
Kepala Yayasan SMA Tunas Bangsa Maligi, Azhar Haidi, S.Pd kepada haluan Selasa kemarin mengatakan, selama ini pihak sekolah belum pernah menerima bantuan dari pemerintah daerah maupun dari pihak perusahaan yang ada di Nagari tersebut. “Padahal pihak sekolah telah melayangkan proposal kepada Bupati, DPRD Pasbar, dan pihak perusahaan semenjak tahun 2013 yang lalu. Namun belum juga mendapat bantuan sampai saat ini,” katanya.
Diakuinya, semenjak berdiri pada tahun 2005 yang lalu belum pernah sekolah ini mendapatkan bantuan selain dari dana Bos. Itu pun tidak bisa diperuntukkan untuk membayar gaji guru sehingga pihak sekolah seringkali kewalahan untuk mencarikan solusi dan jalan keluar setiap masalah yang ada di sekolah ini, apalagi yang menyangkut dengan materi.
Baca Juga : Leonardy Harmainy: Pariwisata Jika Dikelola dengan Baik akan Memberikan Keuntungan
Ia berharap, semoga untuk ke depannya pemerintah daerah dapat memberikan perhariannya terhadap sekolah tersebut. Karena sekolah tersebut adalah satu-satunya sekolah SMA yang ada di Kecamatan Sasak. Di sini lah masa depan anak-anak Maligi dipertaruhkan. (h/fad)