PADANG, HALUAN — Kasus flu burung terjadi di Jakarta. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar menyatakan siap siaga menghadapi kemungkinan masuknya flu burung ke Sumbar.
Kabid Bina Keswan dan Kesmavet, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Sumbar, Drh. M. Kamil MP mengatakan, pascatemuan kasus flu burung di Cilandak Jakarta Selatan, Sumbar meningkatkan kesiagaan terhadap kedatangan unggas dari luar. Terutama untuk unggas yang dikirim dari Pulau Jawa.
Baca Juga : Hendri Septa Lepas 30 Pejabat Eselon III Pemko Padang Ikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator
“Memperketat pengawasan ini telah dilakukan sejak sebulan terakhir. Ini karena, sebelum kasus di Jakarta kita juga menerima informasi tentang kasus yang sama di Jawa Timur,” ucap M Kamil kepada Haluan, di Padang, Minggu (20/3) kemarin.
Menurut dia, unggas yang akan masuk ke Sumbar terlebih dahulu harus lolos uji laboratorium virus flu burung. Ini berlaku untuk semua jenis unggas baik itu ayam, itik dan yang lainnya.
Baca Juga : PLTU Teluk Sirih Disiapkan Pemko Padang untuk Ketersediaan Energi Listrik Bagi Investor
Guna mencegah merebaknya flu burung di kandang peternak, petugas Disnakeswan tidak lah menunggu sampai munculnya kasus. Saat ada laporan dari masyarakat tentang kematian unggas milik mereka, tim dari Disnakeswan akan langsung turun.
“Petugas dan peralatan yang kita punya stand by setiap hari,” terang Kamil.
Baca Juga : Jadwal Shalat untuk Kota Padang dan Sekitarnya Minggu 28 Februari 2021
Lebih lanjut ia menyebut, pada tiga bulan pertama di 2016 sekarang pihaknya memang sempat menemukan kasus flu burung. Lokasinya di Kabupaten Sijunjung. Namun itu telah ditangani. Unggas yang terbukti positif telah dimusnahkan. Petugas juga telah melakukan penyemprotan terhadap kandang disekitar unggas yang terjangkit.
Usai kasus di Sijunjung, hingga saat ini ia tak menerima laporan tentang adanya kasus yang baru.
Baca Juga : Mahyeldi Naik Jadi Gubernur Sumbar, Siapa Pengganti Wali Kota Padang?
“Kendati demikian kita masih terus waspada, pengawasan dan sosialisasi pada masyarakat terus ditingkatkan. Terutama berkaitan dengan penyemprotan dan kebersihan atas kandang yang ada,” pungkasnya.
Dinkes Sumbar juga mengaku siap menghadapi kemungkinan terburuk di Sumbar dengan ketersediaan obat-obatan dan rumah sakit yang memadai, jika sewaktu-waktu ditemukan kasus serupa di Sumbar.
Kepala Dinkes Sumbar, Rosnini Savitri, melalui Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Irene, kepada Haluan mengatakan, hingga saat ini tidak ada temuan kasus flu burung di Sumbar. Namun ia tetap mengimbau agar masyarakat mewaspadai lingkungan di sekitar, terutama di kawasan yang terdapat banyak hewan unggas piaraan.
“Kami selalu menjalin koordinasi dengan Dinas Perternakan. Jika sewaktu-waktu ada temuan pada hewan, tindakan cepat akan kami berikan agar manusia tidak terpapar virus tersebut. Yang jelas, secara medis kami siap menerima kemungkinan terburuk. Obat-obatan dan rumah sakit sudah tersedia,” kata Irene, Minggu (20/3).
Dijelaskannya, virus flu burung atau H5N1 adalah virus mematikan yang dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Oleh karena itu, bahan makanan yang berasal dari unggas seperti daging dan telur harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Selain itu masyarakat diimbau untuk tidak memelihara unggas di dalam atau lokasi yang berdekatan dengan lingkungan tempat tinggal untuk mengurangi risiko penularannya.
Perhatian Pemerintah Pusat
Temuan kasus flu burung (virus H5N1) di RT 14/04 Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan, menjadi perhatian pemerintah pusat. Sejumlah petugas dari Kementerian Pertanian RI pun langsung turun ke lokasi untuk membantu mencegah meluasnya wabah tersebut ke daerah-daerah lain di Jakarta.
“Saat ini kami sudah melakukan tindakan pengendalian H5N1 terhadap tiga objek, mulai dari unggas peliharaan, warga, dan lingkungan,” kata Koordinator Unit Respons Cepat Penyakit Hewan Menular Strategis (URCPHMS) Direktorat Kesehatan Hewan Kementan, drh M Azhar, saat ditemui Republika di RT 14/04 Cilandak Barat, Jaksel, Minggu (20/3).
Dijelaskannya, pengendalian wabah kali ini dilakukan dengan cara memusnahkan unggas-unggas beserta kandang yang sudah tercemar virus H5N1. Sementara, terhadap kandang ternak atau lingkungan yang belum terkontaminasi oleh virus tersebut, akan dilakukan disinfeksi (penyemprotan disinfektan).
“Di samping itu, kami juga memberi penyuluhan kepada warga setempat untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar tidak terjangkit H5N1,” ucapnya.
Azhar menuturkan, musim hujan menjadi waktu paling diwaspadai untuk peningkatan kasus flu burung. Karena itu, ia mengingatkan masyarakat agar segera melapor ke puskesmas atau rumah sakit terdekat jika mengalami flu atau demam.
“Harus segera melapor ke puskesmas atau RS secepatnya. Jangan sampai sakitnya lewat dari 2 x 24 jam baru melapor, karena kalau sudah seperti itu penyakitnya bakalan sulit ditangani,” ujarnya mengingatkan.
Sampai sejauh ini, kata Azhar lagi, instansinya belum menerima kabar adanya warga RT 14/04 Cilandak Barat yang mengeluhkan flu atau penyakit yang diduga berasal dari virus H5N1. (h/isq/len/rol)