PEKANBARU, HALUAN —Innaillahi wainna illahi rajiun. Telah berpulang ke rahmahtullah Hj Djaninar, ibunda H Basrizsal Koto dalam usia 78 tahun, Senin (21/3) pukul 07.05 WIB di Rumah Sakit PMC Pekanbaru.
Jenazah disemayamkan di rumah duka jalan Damai Tangkerang. Tampak hadir melayat kerumah duka, tokoh masyarakat, kerabat, sahabat dan juga karyawan di lingkungan Haluan Grup.
Baca Juga : Emersia Water Park Siap Ramaikan Pariwisata Tanah Datar
Ibunda Basko, kelahiran Pariaman 1936 dimakamkan di Area Masjid Ar Arafah Jalan Taman Karya. Jenazah turut diantarkan oleh seluruh keluarga tercinta, kerabat, sahabat dan juga masyarakat terdekat. Meski tampak ikhlas, namun terlihat kesedihan yang dalam di wajah H Basrizal Koto saat melepas tubuh kaku sang ibunda ke liang lahat. Dengan ringannya, ia pun ikut serta memasukkan tubuh Hj Djaninar di peristirahatan terakhirnya.
Kepergian Hj Djaninar membawa duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkannya. “Hanya berjarak 54 hari, setelah kepergian ibu Ety Basko, kini kami kembali berduka. Beliau adalah sosok orangtua yang saya hormati dan saya sayangi. Makanya kemanapun saya merantau, beliau selalu saya bawa,”ujar Basko sambil meneteskan air mata.
Baca Juga : Berkunjung ke Solo tak Afdal Kalau Belum...
Diceritakan Basko, sebelumnya tepat hari Minggu dirinya berjumpa dengan ibunda dan sempat berkomunikasi melepas kerinduan. “Ketika hari Minggu kemarin saya jumpa beliau, dan seperti biasa saya selalu memberikan beliau belanja. Tetapi ada sedikit keganjalan dengan ucapan beliau yang selalu terngiang ditelia saya. Ia mengatakan, “Untuk apa uang ini Bas, uang amak sudah banyak dari yang dikasih kemarin. Sudah lah tu,” ujar Basko sambil menirukan ucapan sang ibunda.
Sebelumnya, lanjut Basko, amak tidak pernah mengeluhkan rasa sakit. Karena jika beliau sakit, ia selalu diberitahu dan ia pun segera pulang. “Namun ketika mendapatkan kabar pagi tadi, saya sangat kaget. Beliau adalah sosok yang amanah, dan penyayang dengan seluruh anak-anaknya,”tutur Basko.
Baca Juga : Daftar 10 Tempat Paling Indah di Dunia yang Wajib Dikunjungi
Basko juga menuturkan bahwa, di akhir hayatnya, sang ibunda sempat berpesan untuk dikebumikan di tanah yang telah diwakafkannya untuk dibangun masjid. “Jadi saya baru tahu terakhir ini, ketika saya disuruh menandatangani wakaf tanah. Ternyata selama ini, uang yang diberikan kepadanya selalu dikumpulkannya. Untuk pembangunan masjid di tanah yang dibelinya tersebut, makanya beliau meminta untuk dikebumikan di sana,”paparnya.
Sementara itu, Sekjen IKMR Riau Iqbal Ali juga menuturkan bahwa sosok ibunda adalah sosok panutan bagi tokoh IKMR Riau H Basrizal Koto. “Dengan kesuksesannya sebagai pengusaha, beliau sangat santun terhadap orang tua. Meski kesibukannya yang banyak, namun beliau tetap menyisihkan waktu untuk sang ibunda, dan patut dicontoh,”ujar Iqbal.
Baca Juga : Sekjen PHRI Sebut 121.485 Pegawai Hotel-Restoran Bakal Divaksin Corona
Iqbal juga menuturkan bahwa semasa hidupnya, sang Ibunda banyak memberikan petuah dan ilmu kepada anak-anaknya. “Ya hanya dalam beberapa bulan, duka kembali dirasakan oleh tokoh Riau ini. Namun begitu dengan kepergian sang ibunda, kita bisa mengambil hikmah dan keluarga yang ditinggalkan bisa sabar,”ujarnya.
Takziah Malam Pertama
Hj Djaninar, ibunda H Basrizal Koto, dikenal sebagai sosok yang bersahaja, baik, dan tidak pernah menyinggung perasaan tetangga dan handai taulan.
Setidaknya, begitu jawaban pertama yang keluar dari mulut Ustad Tengku Marizon, Imam Mesjid Darul Hikmah, usai pelaksanaan takziah malam pertama di kediaman Almarhumah Hj Djaninar, Jalan Damai Nomor 7 A, Kelurahan Cinta Damai, Kecamatan Bukitraya, Pekanbaru, Senin (21/3) malam.
“Almarhumah, bagus. Baik. Dia tidak ada menyinggung orang,” ungkap Tengku Marizon singkat sambil berlalu menuju masjid guna memimpin pelaksanaan Salat Isya.
Sebelumnya, Tengku Marizon memimpin pelaksanaan pembacaan Yasin, Tahtim, Tahlil, dan Doa pada gelaran takziah tersebut. Aliran ayat-ayat suci Alquran mengalir syahdu dari bibir pentakziah yang berasal dari kalangan tetangga dan jemaah Masjid Darul Hikmah, yang memadati rumah duka.
Begitu juga, Ketua Ikatan Minang Riau Provinsi Riau, H Basrizal Koto, yang dikenal dekat dengan sosok Ibunda yang biasa dipanggilnya Amak ini, tampak seksama mengikut setiap bacaan ayat per ayat yang dilantunkan.
Usai pembacaan Yasin, Tahtim, Tahlil, dan Doa, acara dilanjutkan dengan tausiyah singkat yang disampaikan Ustad DR H Hanafi MA, yang berintikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini setidaknya mampu menjadi setawar sedingin bagi ahlul bait yang ditinggalkan.
Menurutnya, kematian merupakan awal dari sebuah perjalanan panjang yang akan dijalani setiap umat manusia. “Seorang hamba yang mengalami proses kematian, ibarat seseorang yang berada di tengah laut yang perlu pertolongan. Salah satu dengan pembacaan Yasin, Tahtim, Tahlil dan Doa. Selain berguna buat almarhumah, juga menjadi amal ibadah buat kita semua,” sebut Ustad Hanafi di hadapan pentakziah.
Tidak lupa dalam kesempatan tersebut, Ustad Hanafi atas nama Ahlil Bait menyampaikan permohonan maaf almarhumah kepada tetangga dan jemaah Masjid Darul Hikmah.
“Bersediakah Bapak dan Ibu memaafkan almarhumah,” tanya ustad Hanafi. “Bersedia,” begitu jawaban lantang pentakziah.
Usai takziah yang digelar masyarakat, takziah juga dilakukan oleh karib kerabat, keluarga besar H Basrizal Koto, dengan pembacaan Yasin, Tahtim, Tahlil, dan Doa, yang dipimpin oleh DR H Hanafi MA.
Dalam takziah malam pertama tersebut, terlihat anggota MPR/DPR RI Daerah Pemilihan Riau, Nurzahedy Tanjung, mantan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Muslim Kasim, Tokoh Masyarakat Riau, Azlaini Agus, Sekjen Ikatan Saudagar Minang Seluruh Indonesia, H Firdaus AB, dan Ketua Persatuan Keluarga Daerah Pariaman Riau, Herman Nazar, dan segenap undangan lainnya. (hr)