SAWAHLUNTO, HALUAN — Dalam kondisi anggaran pendapatan dan belanja daerah yang sangat terbatas, ternyata Kota Sawahlunto masih tetap bisa berbuat maksimal untuk masyarakatnya. Hal itu ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi Sawahlunto yang berada di atas Provinsi Sumbar.
Pertumbuhan ekonomi kota seluas 275,9 kilometer persegi itu, mampu menembus angka 6,04 persen di tahun 2014, atau berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat yang masih sebesar 5,85 persen.
Baca Juga : Wagub Sumbar Serahkan Piala kepada Pemenang Dasawisma Berprestasi Tingkat Provinsi
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pembangunan Ekonomi Bappeda Sumbar, Dr. Ir. Reti, M.Tp, dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kota Sawahlunto, Rencana Kerja tahun 2017, di Gedung Pusat Kebudayaan, Selasa (22/3).
Menurut Reti, sebagai daerah dengan anggaran berjumlah kecil, Pemerintah Sawahlunto bisa bekerja maksimal, dalam membangun perekonomian masyarakatnya yang berjumlah 65 ribu jiwa lebih itu.
Baca Juga : Besok, Gubernur-Wagub Sumbar Divaksin Covid-19
Di hadapan ratusan peserta Musrenbang, Reti juga mengungkapkan, dari sisi kualitas pelaksanaan pembangunan dan sumber daya manusia, Sawahlunto juga lebih baik dibandingkan kabupaten dan kota yang lain.
Begitu juga dari sisi angka miskin, Sawahlunto malah jauh menyisihkan kabupaten dan kota di Sumbar, bahkan untuk pulau Sumatera. Kota dengan visi menjadi Kota Wisata Tambang Berbudaya itu, berada di tingkat ketiga terendah secara nasional, dengan angka kemiskinan 2,25 persen.
Baca Juga : Pembayaran Ganti Rugi Terdampak Jalan Tol Padang-Pekanbaru Ditargetkan Selesai Juni 2021
Angka tersebut turun, dibandingkan sebelumnya yang masih berada di posisi 2,28 persen. Sawahlunto berada di bawah Tangerang Selatan terendah pertama dan diikuti Denpasar di posisi kedua.
Begitu pula untuk tingkat pengangguran terbuka. Sawahlunto memiliki 6,38 persen pengangguran terbuka. Sedangkan Provinsi Sumbar memiliki angka pengangguran terbuka mencapai 6,5 persen.
Baca Juga : Angka Kemiskinan di Sumbar Naik, DPRD Sarankan Begini
Begitu juga dengan angka harapan hidup, Sawahlunto sebesar 69,17 tahun, yang juga terbilang lebih baik dari Provinsi Sumbar yang masih sebesar 68,32 tahun. Padahal, APBD Sawahlunto terkecil kedua untuk tingkat Sumbar.
Keberhasilan Sawahlunto dalam membangun pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pembangunan kota, mendapat apresiasi dari Ketua Komisi IV DPRD Sumbar, Marlis, yang membidangi Pembangunan Infrasruktur.
Wakil rakyat tingkat Sumbar dua periode yang pernah menetap dan bersekolah di Sawahlunto itu, begitu bersemangat untuk memperjuangkan pembangunan Kota Sawahlunto, melalui anggaran provinsi.
“Banyak anggaran yang bisa diperjuangkan untuk Kota Sawahlunto, dalam APBD Sumbar. Kita siap untuk memperjuangkan dalam APBD Sumbar ke depan,” ujar Marlis.
Marlis juga siap mendorong pembangunan jalan Sawahlunto menuju Tanjung Ampalu, revitalisasi aliran sungai Batang Lunto yang membelah kota Sawahlunto. Serta pembangunan embung.
“Silahkan untuk dicari kawasan yang layak untuk dijadikan kawasan pembangunan embung, yang bisa mendukung pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat Sawahlunto. Insya Allah, saya akan perjuangkan,” pungkasnya.
Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf ketika membuka Musrenbang Kota Sawahlunto meyakini, perkiraan target pertumbuhan ekonomi Kota Sawahlunto akan terus naik menjadi 6,29 persen di tahun 2015.
Saat ini, ujar Ali Yusuf, dengan APBD sebesar Rp709 miliar lebih, Sawahlunto masih bisa menyisihkan 53 persen anggaran tersebut untuk belanja langsung. Atau lebih besar dibandingkan dengan belanja pegawai atau belanja tidak langsung.
Dikemukakan Ali Yusuf, tujuh tahun terakhir kecendrungan angka penduduk miskin cendrung menurun. Angka penduduk miskin Sawahlunto 2014 turun menjadi 2,25 persen, dari 2,28 persen di 2013. Secara nasional juga mempengaruhi persentase penduduk miskin Kota Sawahlunto.
Di sektor Pariwisata, Pemerintah Kota Sawahlunto mentargetkan kunjungan wisatawan ke daerah itu di tahun 2016 mencapai 1 juta pelancong. Hal ini sejalan pula dengan rampung perbaikan kereta uap Mak Itam yang menjadi brand pariwisata.
Meski lokomotif uap seri E 1060 buatan Jerman itu berhenti beroperasi sejak tahun 2012, dalam melayani perjalanan wisata, yang harus menjalani perbaikan, namun tidak mengurangi kunjungan wisatawan ke Sawahlunto.
Mantan Ketua KUD Talawi mengungkapkan, kunjungan wisatawan di Kota Sawahlunto selama ‘Mak Itam’ tidak beroperasi, tidak pernah berkurang. Namun, lanjut Ali Yusuf, tidak mencapai target kunjungan di tahun 2015 memang terjadi.
Pemerintah Kota Sawahlunto, sebutnya ditargetkan Kementerian Pariwisata 800 ribu kunjungan wisatawan di 2015. Namun yang tercapai pada kisaran 778 ribu wisatawan.
“Tak berkurangnya kunjungan wisatawan ke Sawahlunto, disiasati dengan iven pariwisata lain sehingga ada momentum bagi wisatawan untuk berkunjung ke Sawahlunto,” ujar Ali Yusuf.
Iven tersebut mulai dari Sawahlunto International Songket Carnaval (SISCa) tahun 2015, hingga Sawahlunto International Music Festival (SIMFes).
Kedua iven akan dilanjutkan pagelarannya di tahun 2016 dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah ini. Seiring pula Sawahlunto menjadi destinasi pariwisata Sumatera Barat.
“Kita sangat optimis target kunjungan satu juta wisatawan bisa dicapai di tahun 2016. Selain menggelar iven pariwisata, ‘Mak Itam’ sebagai brand pariwisata Sawahlunto tentunya sangat mendorong,” ujarnya.
Di sela pelaksanaan Musrenbang, Pemerintah Sawahlunto menyerahkan penghargaan kepada desa, kelurahan dan kecamatan sebagai penyelenggara Musrenbang Terbaik.(h/dil)