MOSKOW, HALUAN — Finlandia dan Rusia sepakat mengetatkan peraturan di perbatasan menyusul peningkatan jumlah pencari suaka yang mencoba masuk Uni Eropa melalui negara Nordik, Selasa (22/3). Hanya warga Finlandia, Rusia dan Belarusia dan keluarga mereka yang diizinkan untuk menyeberang perbatasan.
“Tujuan larangan ini untuk mencegah imigrasi ilegal yang terorganisir,” kata Kantor Presiden Finlandia dalam pernyataan. Mereka akan diizinkan melewati titik masuk Salla dan Raja-Jooseppi hanya dalam 180 hari kedepan.
Baca Juga : WHO Pusing, Ada Ancaman Baru ke Vaksin Covid
Bagi pengungsi dan migran pencari suaka di Uni Eropa, perbatasan Arktik sejauh 833 mil ini adalah alternatif perlintasan karena cuacanya yang hangat dan jalur selatan yang lebih ketat. Sekitar 1.000 pencari suaka masuk Finlandia dari Rusia dalam dua bulan terakhir.
Jumlah ini meningkat tajam mengingat jumlah pada sepanjang 2015 hanya 700 orang. Peraturan baru ini menjadi salah satu upaya pengendalian. Kesepakatan ini diumumkan sehari setelah serangan teror di Brussels yang diklaim oleh ISIS.
Baca Juga : Joe Biden Beri Kepastian Amankan Saudi
Badan pengungsian PBB memprotes kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki yang ingin memotong aliran pencari suaka ke Yunani. UNHCR mengatakan perjanjian ini membuat Yunani jadi pusat penahanan baru bagi pengungsi. “UNHCR tidak ikut serta dalam kesepakatan Turki-Uni Eropa, kami juga tidak akan terlibat dalam pemulangan atau penahanan,” katanya. (h/rol)