PASAMAN BARAT, HALUAN — Koperasi Serba Usaha (KSU) Harapan Bersama, satu-satunya koperasi di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), telah mampu menjadi motor penggerak ekonomi petani jagung dan sangat peduli terhadap peningkatan pendidikan masyarakat, terutama anak-anak anggota.
Petani yang punya lahan, tetapi tak ada modal, dibiayai oleh koperasi tersebut, mulai pengadaan bibit, pupuk hingga obat-obatan. Setelah panen, jagung dibeli oleh koperasi dengan harga pasar, barulah petani mencicil pinjamannya. Dampaknya, produksi jagung meningkat dan otomatis pendapatan petani yang juga anggota koperasi ikut melambung. Rentenir pun tersingkir karenanya.
Baca Juga : Tips Sederhana Atur Keuangan Agar Bisa Pangkas Utang
Jadi, kehadiran koperasi selain mengangkat perekonomian dan pendidikan masyarakat, juga ikut membangun rasa optimistis para petani menghadapi masa depan lebih cerah.
“Sebelumnya, sebagian besar perekonomian petani sangat payah lantaran terperangkap dalam jeratan rentenir. Sejak koperasi ini dibentuk pada 1999 dan berbadan hukum pada 2005, praktik rentenir mulai berkurang dan akhirnya lenyap,” ujar Ketua KSU Harapan Bersama, Bachtiar di kantornya, Jl. Simpang Tiga Bedeng Sungai Talang, Nagari Koto Baru Luhak Nan Duo, Selasa (15/3).
Baca Juga : Hati-hati Pengguna Snack Video! OJK Sebut Ilegal
Perang terhadap praktik rentenir itu, kata Bachtiar, merupakan tekad pengurus dan anggota koperasi. Makanya, usaha yang dijalankan koperasi disesuaikan dengan kebutuhan anggota, yaitu usaha simpan pinjam. Awal dibentuk pada 1999, simpanan pokok hanya Rp25.000, dan simpanan wajib Rp5.000. per bulan, dengan anggota sebanyak 23 orang. Dengan modal Rp675.000 itulah koperasi digerakkan. Besar pinjaman diberikan kepada anggota hanya Rp100.000 hingga Rp200.000. Rata-rata dana tersebut digunakan anggota untuk membeli sarana produksi industri (saprodi) yang dibeli di kios-kios di seputar Nagari Koto Baru Luhak Nan Duo.
Dengan semangat kebersamaan, secara bertahap kegiatan koperasi terus maju. Usaha terus berkembang, selain unit usaha simpan pinjam, juga sudah jalan unit perdagangan (jual-beli jagung), unit Waserda penjualan barang saprodi, unit transportasi, perbengkelan dan jasa rekening listrik. Pada akhir Desember 2015, modal koperasi itu mencapai Rp1,4 miliar, volume usaha Rp20 miliar lebih, nilai aset mencapai Rp3,6 miliar, SHU tahun 2015 mencapai Rp95,9 juta. Anggota pun telah mencapai 217 orang dan 15 orang karyawan.
Baca Juga : BIB Tuah Sakato Hasilkan Pemasukan 400 Juta Pertahun
Bachtiar menjelaskan, luas lahan yang digarap anggota berkisar 250 ha, rata-rata lahan garapan anggota berkisar 0,5 hingga satu ha.
Selama tahun buku 2015, total pinjaman yang dikucurkan sebesar Rp1,57 miliar, sementara pembelian jagung melalui unit usaha perdagangan senilai Rp3,94 miliar, nilai penjualan Rp4,6 miliar lebih, biaya operasional Rp849 juta, dan laba diperoleh Rp30 juta lebih.
Baca Juga : Kembangkan Usaha, UMKM Sumbar Didorong Manfaatkan KUR
Adapun nilai penjualan Saprodi melalui Waserda tercatat Rp3,15 miliar, nilai pembelian Rp3 miliar lebih, biaya operasional Rp272 juta, dan laba sebesar Rp17,9 juta. Sedangkan dari unit transportasi yang mengerahkan dua unit armada didapat keuntungan Rp132 juta lebih, jasa perbengkelan Rp18,8 juta, dan jasa rekening listrik Rp8,15 juta.
Menariknya, koperasi ini sangat peduli dengan pendidikan masyarakat terutama anak-anak anggota. Setiap tahun, anak-anak berprestasi mulai tingkat SD hingga SLTA diberikan beasiswa, juara I, II dan III masing-masing Rp450.000, Rp350.000, dan Rp250.000, disertai dengan perlengkapan alat tulis sekolah dan tas untuk kebutuhan satu tahun. Bagi yang tidak juara, semua anak anggota diberikan tiga buku tulis per orang.
“Rata-rata anak-anak anggota masih di tingkat SLTA. Kalau sudah tamat SLTA, lalu orangtuanya tidak mampu membiayai uang kuliah anaknya, koperasi akan memberikan beasiswa ke perguruan tinggi. Harapan kami anak-anak petani jagung bisa menjadi sarjana,” imbuhnya. (h/rb)