MEKAH, HALUAN—Ribuan pekerja perusahaan konstruksi Bin Laden melakukan aksi pembakaran di kawasan Iskan Fuq, Mekah, Arab Saudi, pada Sabtu (30/04). Hingga kini, suasana masih mencekam di sekitar lokasi.
Berdasarkan laporan Konsulat Jenderal RI di Mekah, insiden terjadi di kompleks akomodasi pekerja Bin Laden, pada Sabtu (30/04), sekitar pukul 13.00 waktu setempat.
Baca Juga : Vaksin Johnson & Johnson Diklaim Ampuh dan Hanya Perlu Satu Dosis
Ribuan pekerja dari berbagai negara membakar belasan bus dan mobil petugas. Mereka juga memaksa memasuki kantor pengelola sehingga bangunan rusak berat.
Insiden tersebut, menurut KJRI Mekah, dipicu oleh ketiadaan distribusi logistik dan listrik. Selain itu, para pekerja menuntut kejelasan penyelesaian gaji dan pemulangan terhadap mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sejak empat bulan terakhir.
Baca Juga : Astaga! Akibat Virus Corona Covid-19, Pria Ini Ereksi 3 Jam dan Meninggal Dunia
Kerusuhan telah dihentikan oleh kepolisian setempat. Meski tidak ada laporan korban jiwa, keadaan masih mencekam.
Banyak karyawan Bin Laden, termasuk karyawan WNI, yang mengalami PHK setelah perusahaan itu dijatuhi sanksi terkait katrol jatuh di Masjidil Haram.
Baca Juga : Longgarkan Karantina Covid-19, Israel Mulai Buka Restoran
Menurut Direktur Perlindungan WNI dari Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, di kompleks akomodasi tersebut ada sekitar 1.000 karyawan asal Indonesia di antara karyawan yang berasal dari Mesir, Pakistan, dan Bangladesh.
Para WNI, sebut Iqbal, tidak ada yang ditangkap aparat Saudi.
Baca Juga : Menlu China Nyatakan Serius Bantu Indonesia Jadi Pusat Produksi Vaksin Covid-19 di ASEAN
“Menlu telah memerintahkan agar siang ini KJRI segera mensuplai dukungan logistik secara berkala yang pengirimannya dilakukan secara tepat dengan mempertimbangkan sensitivitas situasi di kamp.
Menlu juga memerintahkan agar KJRI melakukan upaya-upaya untuk memastikan karyawan WNI selamat dan tidak terpancing tindakan anarkis,” kata Iqbal.
Saat ini KJRI sedang menjajaki bantuan pengacara untuk memastikan pemenuhan hak-hak karyawan WNI di perusahaan Bin Laden.
Secara keseluruhan, diperkirakan terdapat sekitar 6.000 WNI bekerja sebagai karyawan perusahaan konstruksi terbesar di Arab Saudi, Bin Laden Group. Akibat kesulitan keuangan yang dihadapi setelah peristiwa jatuhnya katrol raksasa pada musim haji lalu, ribuan karyawan mengalami PHK, termasuk dari Indonesia.
Katrol jatuh
Pada September 2015 lalu, pihak berwenang Arab Saudi memberi sanksi kepada perusahaan konstruksi Bin Laden sesudah salah satu katrol perusahaan tersebut runtuh di Masjidil Haram.
Bencana itu menyebabkan 111 korban jiwa pada jemaah yang sedang melaksanakan ibadah haji, 11 di antaranya dari Indonesia.
Perusahaan Bin Laden mengerjakan proyek perluasan Masjidil Haram agar bisa menampung 2,2 juta orang sekali waktu pada musim haji.
Perusahaan itu didirikan lebih dari 80 tahun lalu oleh ayah dari mendiang pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, dan kini dijalankan oleh saudara Osama, Bakr bin Laden. (h/trn)