Puluhan rumah rusak diterjang angin puting beliung di Nagari Salayo, Kabupaten Solok. Listrik pun padam.
SOLOK, HALUAN —Bencana angin puting beliung disertai hujan lebat kembali merusak puluhan rumah di Nagari Salayo Kecamatan Kubung Kabupaten Solok, Senin (2/5) malam. Pekan lalu (26/4) angin kencang juga memporak-porandakan dua Nagari di Kecamatan X Koto Singkarak.
Baca Juga : Positif Corona di Sumbar Bertambah 84 Orang dan Sembuh 51 Kasus
Dari pantauan Haluan, belasan tiang listrik di sepanjang jalan menuju Jorong Batupalano dan Jorong Sawah Sudut roboh. Puluhan pohon kayu tumbang dan beberapa kandang ternak sapi masyarakat juga roboh diterjang angin limbubu.
Angin kencang yang melanda kawasan Salayo ini bermula dari hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak pukul 17.15 WIB. Hujan dan petir bersamaan dengan angin kencang tak kunjung berhenti hingga pukul 21.00 WIB.
Baca Juga : Produksi Ditaksir Mencapai 100 Ribu Ton, Potensi Perikanan Pessel Perlu Digarap Maksimal
Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok mencatat sebanyak 72 unit rumah masyarakat yang ditempati oleh 89 KK dengan 445 jiwa di tiga jorong rusak. Masing-masing Jorong Batu Palano, Jorong Sawahsudut dan Jorong Galanggang Tangah, Nagari Salayo, Kecamatan Kubung serta dua unit fasilitas umum berupa 1 unit musala dan 1 unit PAUD di Jorong Sawah Sudut juga rusak dihantam angin kencang.
Angin kencang ini juga mengakibatkan lahan pertanian masyarakat porak-poranda. Setidaknya sekitar 1,5 hektare lahan pesawahan masyarakat rusak parah dan terancam gagal panen. 2 hektare tanaman jagung dan 2 hektare kebun pisang masyarakat juga rusak. Tak hanya rumah dan tanaman, setidaknya terdapat 5 kandang sapi warga roboh di Jorong Batupalano.
Baca Juga : Diskusi dengan Leonardy Harmainy, Masyarakat Padang Alai Inginkan Sawah Mereka Kembali
Begitu juga fasilitas umum, sekitar 18 tiang listrik bengkok dan rusak, dua di antaranya patah dan 6 tiang listrik di jalan menuju Jorong Batu Palano tumbang. Kondisi ini menyebabkan listrik di Salayo padam sejak pukul 17.30 WIB (2/5) hingga pukul 17.00 WIB (3/5) kemarin belum menyala . Meski tidak menelan korban jiwa, namun kerugian sementara ditaksir mencapai Rp274 juta.
Riki (27) salah seorang warga Jorong Batu Palano menyebutkan, peristiwa angin kencang disertai hujan es yang terjadi di kawasan Salayo itu merupakan kejadian terparah sepanjang umurnya. Bahkan, angin juga sampai membongkar fondasi rumah milik warga setempat Nal Buya (42). Beruntung saat kejadian Nal bersama istri dan anaknya tengah berada di ruang tamu rumah. Sedangkan angin menghantam dinding rumah yang dekat dengan dapur. “Ini kejadian yang di luar dugaan kami. Sangat mengerikan,” kata Riki sembari menyebutkan banyak juga atap rumah warga yang rusak dan diterbangkan angin kencang ini.
Baca Juga : Sekitar 16 Sepeda Motor Disita Polisi di Jalanan Pesisir Selatan
Sementara itu, warga lainnya Icun Palindih Rajo Barantai, (53) menyebutkan, meski di rumahnya hanya 3 atapnya yang diterbangkan angin, namun angin membongkar satu batang pohon mangga besar disudut kamarnya. Begitu juga kandang sapinya juga roboh diterjang angin. Beruntung dua ekor sapinya tidak dihantam bangunan kandang dan bisa diselamatkan.
“Saya kira galodo, rupanya pohon tumbang. Karena listrik padam, saya diamkan dulu sampai angin tenang. Waktu saya lihat keluar, kandang sapi sudah roboh. Urat pohon mangga juga keluar. Saya langsung berlari menyelamatkan sapi,” kata Icun yang mengaku saat kejadian tengah bertiduran di kamar rumahnya.
Pasca kejadian itu, Kapolres Arosuka AKBP Reh Ngenana juga datang ke lokasi untuk memberikan bantuan. Sementara itu, Wakil Bupati Solok Yulfadri Nurdin juga turut meninjau siang kemarin. Namun Wabup tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya karena pihak Nagari, Kecamatan dan BPBD Kabupaten Solok dianggap kurang sigap dalam melakukan pendataan terhadap korban musibah angin puting beliung. Sebab saat malam kejadian Bupati Solok juga telah meninjau langsung ke lokasi kejadian.
Di sisi lain, lanjut Wabup, sejak awal tahun 2016, tak terhitung jumlah musibah melanda masyarakat Kabupaten Solok. Mulai dari wabah Demam Berdarah Dengue (DBD), kebakaran di berbagai lokasi, nelayan hilang di Singkarak dan belum ditemukan sampai hari ini hingga bencana longsor di Kotosani dan bencana puting beliung di Salayo. Kondisi ini seharusnya menjadi perhatian serius. Terutama untuk BPBD agar cepat tanggap dalam setiap bencana alam.
Kepala BPBD Kabupaten Solok, Abdul Manan menyebutkan, pihaknya dibantu petugas Satpol PP, TNI-Polri tengah melakukan penanganan sementara berupa pembersihan pohon dengan menggunakan sinso. Begitu juga soal pendataan, pihaknya mengaku sudah hampir merampungkan data korban bencana. “Kita sudah bergerak dan sudah mendata korban bencana,” kata Abdul Manan.
Sementara terkait listrik padam, Manajer PLN Rayon Kayu Aro, Syaiful Azhari Siregar menyebutkan, akan mengupayakan penghidupan listrik secepatnya. Pihaknya juga mengganti tiang-tiang listrik yang tumbang dengan tiang baru. Sedangkan untuk tiang listrik yang masih bisa digunakan, akan diupayakan untuk memperbaiki.
Upaya untuk menghidupkan listrik secepatnya terkendala masih banyak tiang tumbang yang perlu diperbaiki. (h/ndi)