Keripik balado bukan makanan yang asing lagi bagi masyarakat Sumbar, juga bagi para tamu yang berkunjung ke daerah ini. Keripik balado sudah menjadi ciri khas yang ditawarkan kepada para tamu atau keluarga yang datang berkunjung.
Sebab tak lengkap rasanya, jika datang ke Sumbar, tetapi tak mencicipi keripik balado, apalagi tidak membawa ole-ole kripik balado.
Baca Juga : Misteri Rumah Gadang di Bendang, Bunyi Tongkat Menghentak sampai Piring Pecah
Karena itu, peluang bisnis penyediaan ole-ole khas Ranah Minang ini selalu terbuka lebar. Tak hanya keripik balado, juga ada angko lapan, kripik kentang, kue stik ubi ungu, hingga rendang Padang. Apalagi para tamu atau sanak saudara yang ingin membeli penganan keripik balado dan lainnya itu, tak pernah ragu untuk membelanjakan uangnya.
Hal itu pula agaknya yang ditangkap Devi Susanti. Dengan dukungan penuh sang suami, Devi memulai usahanya sejak 1 tahun lalu di bawah bendera Toko Keripik Balado Bundo Kanduang, di Jalan S Parman No.228, Padang.
Baca Juga : Beragam Tradisi Unik Masyarakat Adat Indonesia di Bulan Rajab
“Saya tertarik membuka usaha ini karena terkesima dengan pernyataan teman saya ketika berkunjung ke Padang. Dia membelanjakan uangnya Rp2,5 juta hanya untuk membeli ole-oleh khas Ranah Minang ini. Temen saya itu bilang, harga yang ditawarkan sangat murah,” katanya.
Artinya, setiap tamu yang datang ke Padang atau ke Sumbar pada umumnya, akan selalu berbelanja ole-ole khas Sumbar. Dan mereka tak segan menghabiskan uangnya membeli ole-ole untuk sanak saudara atau rekan-rekannya. Apalagi, sepertinya Kota Padang tak pernah sepi dengan agenda yang menghadirkan banyak orang.
Baca Juga : Ini Daftar Hewan Langka yang Perlu Kamu Lihat Sebelum Punah
Dikatakan, produk keripik balado buatannya terbuat dari ubi kayu atau singkong berkualitas. Diiris panjang tipis-tipis, ada juga yang tipis-tipis bulat, kemudian digoreng dan diolesi racikan saus pedas. Produk dikemas dengan sangat higienis.
“Keripik balado ini dikemas dengan berat 1 kilogram, 500 gram dan 250 gram. Untuk keripik berat 250 gram diharga Rp18.000 untuk rasa duren dan Rp17.000 untuk rasa original,” terang Devi yang merupakan alumni SMA 3 Padang ini.
Baca Juga : Berminat untuk Menjadi Penyelam? Ini Tipsnya untuk Pemula
Begitu juga jenis penganan lainnya, seperti kipang kacang, rakik rinuak, pisang sale dan lainnya. Untuk produk dalam kemasan 250 kg, harganya hampir sama berkisar Rp15.000 hingga Rp18.000. Setidaknya terdapat 150 macam item penganan di tokonya yang dipasok para UMKM di daerah ini.
Meski terbilang pendatang baru dalam bisnis ini, namun pelanggan Keripik Balado Bundo Kanduang sudah banyak, berasal dari berbagai kalangan. Sejak buka pukul 09.00 WIB hingga tutup pukul 21.00 WIB, para pelanggan berdatangan silih berganti. Hal ini tak terlepas dari cita rasa keripik dan aneka penganan khas Ranah Minang lainnya yang ditawarkannya.
Pesanan Antar Alamat
Pemasaran produk tentu menjadi perhatian penting dalam perkembangan bisnis. Apalagi produsen produk serupa sudah lebih dulu meramaikan pasar dan sudah dikenal luas masyarakat. Itu pula yang dirasakan Devi, yang sehari-hari merupakan staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Padang ini.
Dia menyiasati dengan memasarkan produknya secara langsung, diantaranya menjalin kerjasama dengan sejumlah hotel di Kota Padang, seperti Hotel Ion, Hotel Daima dan Hotel Prima. Para tamu hotel bisa memesan kripik dan penganan lainnya lewat telepon.
Petugas di toko akan mencatat pesanan tersebut, minimal total pembelian Rp150.000. Kemudian pesanan akan diantar ke hotel tempat pembeli menginap. Bisa juga pesanan di antar ke rumah, tetapi jaraknya paling jauh ke Lubuk Buaya atau Teluk Bayur.
“Cara ini cukup ampuh. Apalagi, berbelanja ole-ole itu biasanya di waktu mepet jelang keberangkatan kembali ke kampung halaman masing-masing. Mereka tentu harus buru-buru. Maka dengan pemesanan lewat telepon dan diantar ke alamat, sangat memudahkan mereka,” katanya tersenyum. (h/*)