PADANGPANJANG, HALUAN — Pimpinan perguruan Diniyah Puteri Padangpanjang Fauziah Fauzan EL Muhammady diundang memperkenalkan Islam yang damai di Amerika Serikat 25 April-7 Mei 2016. Fauziah juga bertemu dengan sejumlah anggota kongres Amerika Keith Ellison dan Andre Carson anggota kongress Amerika dari Partai Demokrat yang beragama Islam, dan Matt Salmon anggota kongres senior Partai Republik.
Dalam diskusi tersebut, anggota Kongres AS Keith Ellison takjub dengan karakter keislaman di Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan penghormatan terhadap kelompok lain. Dia pun mengaku tertarik dan ingin berkunjung ke Indonesia.
Baca Juga : Angka Kematian Karena Covid-19 di Sumbar Mencapai 647 Kasus
“Ini luar biasa. Insya Allah suatu saat saya akan berkunjung ke Indonesia,” kata Keith Ellison dalam pertemuan dengan Pimpinan Diniyah Putri Padang Panjang, Fauziah Fauzan, dan Imam Shamsi Ali dari New York, di Washington DC, AS, Kamis (28/4) dikutip dari laman detik.com.
Dan secara khusus Keith mengungkapkan kekaguman terhadap pesantren yang mendidik perempuan seperti Diniyah Putri Padang Panjang, Sumatera Barat. Menurutnya pendidikan perempuan adalah kunci bagi kemajuan suatu bangsa. Dan itulah yang sudah dilakukan oleh Perguruan Diniyah Puteri Padangpanjang yang mengkhususkan diri mendidik santri putri.
Baca Juga : Positif Corona di Sumbar Bertambah 22 Orang dan Sembuh 30 Kasus
“Jika kita tidak mendidik perempuan, berarti kita tidak mendidik anak-anak, karena perempuan adalah guru pertama bagi mereka. Dengan demikian, jika kita tidak mendidik perempuan, kita akan melemahkan negara secara keseluruhan,” ujarnya.
Di hadapan anggota kongres Amerika Serikat, Fauziah Fauzan menjelaskan keberadaan perguruan yang dipimpinnya. Diniyah Putri yang didirikan pada tahun 1923 telah mencetak ribuan alumni yang tersebar di seluruh nusantara, bahkan dunia. Di antara lulusannya adalah HR Rasuna Said yang namanya diabadikan sebagai nama jalan protokol di Jakarta. Saat ini pesantren tersebut memiliki lebih dari 1.100 santri yang semuanya perempuan.
Baca Juga : Perdagangan Miras, Pemkab Solsel Telah Melarang Secara Aturan
“Kita mendidik perempuan untuk tidak hanya menjadi ibu yang baik tetapi juga dapat berkontribusi kepada masyarakat,” kata Fauziah. Imam Shamsi Ali mengatakan bahwa kunjungan Ellison ke Indonesia akan membawa pesan positif kepada warga Indonesia yang memiliki kesan negatif terhadap Amerika. Ellision adalah seorang muslim.
Fakta bahwa dia dapat menjadi anggota Kongres menunjukkan bahwa tidak ada kontradiksi antara Islam dan Amerika.
Baca Juga : Sumbar Bakal Konsumsi Produk Organik Nutrisi Alami Laa Roiba
“Anda tidak harus menjadi muslim yang buruk untuk bisa menjadi warga Amerika yang baik. Demikian pula, Anda tidak harus menjadi warga Amerika yang buruk untuk menjadi muslim yang baik,” kata Shamsi Ali.
Pertemuan ini tentunya menjadi ajang pembuktian diri bagi Negara Islam bahwa sistem pendidikan yang dianut selama ini bukanlah mencetak teroris. Fauziah pun menekankan Diniyah Puteri bukanlah pesantren yang mengajarkan santrinya melakukan tindakan tercela seperti teroris, malah melahirkan insan penerus bangsa. ***
Laporan: IWAN DN