PADANG, HALUAN – Yalvema Miaz, mantan wartawan Haluan (1973-1990), tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Rabu (4/5) lalu ia menggelar syukuran atas keberhasilannya merengkuh gelar Guru Besar pada Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Padang (UNP). Melihat begitu panjang dan kompleksnya ragam karir yang ditempuhnya, Yalvema mengaku tak menyangka bisa merengkuh titel seorang profesor.
Menjadi guru besar di saat injury time, begitu Yalvema menyebut perjuangannya dalam merengkuh gelar tertinggi di bidang akademik tersebut. Soalnya, gelar guru besar diraihnya hanya dua bulan jelang pensiun. Dengan gelar guru besar, maka masa dinasnya bertambah lima tahun lagi.
Baca Juga : Jadwal Shalat untuk Kota Padang dan Sekitarnya Rabu 03 Maret 2021
Baginya, meraih cita-cita tidak akan bisa dilakukan jika hanya mengandalkan doa, sehingga diperlukan perjuangan yang ditempuh dengan keyakinan dan usaha yang sistematis.
“Bagi yang sudah doktor, meraih guru besar itu akan sulit bila dianggap sulit, tapi jika dilewati dengan kesungguh-sungguhan dan keyakinan, insyaallah ada jalannya. Jadi, jangan patah arang. Jika ditolak sekali, ajukan lagi,” katanya kepada Haluan di Aula Dekanat Fakultas Ilmu Pendidikan UNP.
Baca Juga : Peringati Setahun Covid-19, Hendri Septa Beberkan Prosesi PBM Tatap Muka di Kota Padang
Sebelumnya, Yavelma meraih gelar doktornya di Phillosophy of Doctor (Ph.D) National University of Malaysia. Ditilik ke belakang, hampir semua bidang pekerjaan yang membutuhkan kecakapan dan pengetahuan serta wawasan tinggi pernah dilakoninya
Selepas kuliah Strata 1, ia menjadi guru di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Bukittinggi. Selanjutnya ia diangkat menjadi dosen di UNP yang menjadi almamaternya. Setelah itu ia juga mengajar di beberapa universitas seperti STAIN Bukittinggi dan Universitas Kebangsaan Malaysia.
Baca Juga : Padang Diguyur Hujan Lebat, Rumah Warga Mulai Digenangi Air
Di luar pendidikan, Yalvema pernah dipercaya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Bukittinggi dan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga. Tak cukup sampai di situ, perjalanan karirnya juga merambah ke gedung parlemen sebagai Anggota DPRD Bukittinggi dua periode (1982-1992).
Di Haluan sendiri, pembaca surat kabar ini pernah begitu terkesan dengan hasil-hasil peliputan yang dihadirkan Yalvema yang banyak menghabiskan masa kerja di Haluan sebagai kepala perwakilan wilayah Bukittinggi.
Baca Juga : Geledah Kamar Hunian Warga Binaan, Rutan Padang Temukan 10 Sajam
“Peliputan saya yang paling berkesan saat masih di Haluan, tentu saja 64 tulisan bersambung saat terjadinya bencana galodo di Kabupaten Tanah Datar dan Agam. Selain beritanya, saya juga tulis sisi lain yang saya temukan semasa meliput peristiwa itu,” kata sosok kelahiran Sumani 22 Juni 1951 tersebut.
Terhitung 1 Maret 2016, Yalvema resmi bergelar profesor, sesuatu yang tidak ia bayangkan sebelumnya. Namun dengan keyakinan ia mampu mencapainya.
“Lika-liku hidup yang saya jalani, berbagai profesi, banyak membentuk karakter saya untuk terus berjuang dan berjuang. Landasan saya cuma keyakinan dan pengabdian, itu saja. Selain itu, motivasi orang-orang terdekat sangat berpengaruh untuk mendorong saya,” tukasnya.
Gelaran syukuran tersebut dihadiri ratusan tamu undangan, tampak di antaranya Wakil Rektor IV UNP Profesor Ardipal, Dekan FIP UNP Alwen Betri, Ketua Jurusan PGSD UNP Muhammadi dan ratusan undangan lain yang sebagian besar adalah keluarga civitas akademika UNP. (h/isq)